Sukses

Proyek Taksi Air dan Monorel Masih Terbengkalai

Sekalipun telah menghabiskan dana yang sangat besar, hingga saat ini proyek untuk mengatasi kemacetan Jakarta seperti monorel dan waterway atau taksi air, ternyata masih terbengkalai.

Liputan6.com, Jakarta: Berbagai proyek untuk mengatasi kemacetan Jakarta, sudah dilaksanakan Pemerintah Provinsi DKI. Di antaranya adalah pembangunan monorail (monorel) dan waterway atau jalur transportasi air--disebut pula taksi air. Sayangnya, proyek semacam ini tampak seperti coba-coba semata. Walau sudah menghabiskan dana yang sangat besar, hingga kini kedua proyek tersebut masih terbengkalai.

Proyek waterway pertama kali digagas dan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Sutiyoso, Juni tiga tahun silam. Dua kapal masing-masing bisa memuat 25 orang, melayani jalur Halimun-Dukuh Atas-Karet sejauh dua kilometer di sepanjang sungai Ciliwung.

Rencananya, rute waterway ini akan mencapai 40 kilometer. Namun, hingga saat ini, belum ada realisasi yang jelas dari proyek miliaran rupiah itu. Bahkan, kondisinya menyedihkan [baca: Waterway yang Terbengkalai].

Proyek pembangunan monorel yaang bernilai triliunan rupiah juga bernasib serupa. Proyek ini malah sudah layu sebelum berkembang lantaran ditinggal pergi investor. Hanya kerangka beton-beton yang menjadi saksi rencana keberadaan monorel.

Padahal, proyek ini ditargetkan melayani dua rute, yaitu Semanggi-Casablanca-Kuningan sepanjang 14,2 kilometer dan jalur Kampung Melayu-Casablanca-Tanah Abang-Roxy sejauh 12,2 kilometer.

Kondisi kedua megaproyek itu sangat memprihatinkan. Terutama, di tengah kemacetan kota yang bukan lagi sekadar ancaman tapi sudah menjadi kenyataan sehari-hari. Bila tidak segera diatasi, kemacetan total akan melanda Ibu Kota dalam dua atau tiga tahun mendatang [baca: Kemacetan, Wajah Keseharian Jakarta].(CHR/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.