Sukses

Anggodo: Kasus Masaro Bukan Urusan Saya

Transkrip rekaman KPK membuat banyak pihak tersengat. Termasuk adik Anggoro Widjojo, Anggodo Widjojo. Anggodo mengaku, ia kenal dengan dua pejabat Kejagung yang disebut dalam transkrip.

Liputan6.com, Jakarta: Tranksrip rekaman yang menurut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai bukti kriminalisasi terus memakan korban. Setelah sejumlah pejabat di tubuh Polri dan kejaksaan sibuk membantah peran mereka, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga ikut menampik isi transkrip yang menuliskan namanya itu [baca: Menko Polhukam: Pencatut Nama Presiden akan Diproses].

Tidak hanya itu, Anggodo Widjojo selaku adik dari Anggoro Widjojo mendatangi Mabes Polri, Jumat (29/10) pagi, melaporkan pimpinan KPK. Menurut Anggodo, informasi rekaman terkait rekayasa kriminalisasi KPK bersifat tendesius dan merugikan kakaknya, Anggoro. "Kasus PT Masaro dan Anggoro bukan urusan saya," tegas Anggodo dalam tayangan Liputan 6 Petang SCTV [baca: Anggodo Widjojo Bantah Transkrip Rekaman].

Kendati demikian, Anggodo tidak menampik mengenal Abdul Hakim Ritonga dan Wisnu Subroto, dua petinggi Kejaksaan Agung. "Saya mengenal mereka sebagai teman saja," ujarnya.

Dijelaskan Anggodo, karena sang kakak tidak berada di Indonesia, dia dan Ari yang membantu mengurus. "Anggoro tak berani pulang," jelasnya.

Ditanyakan tentang alasan melapor kepada polisi, Anggodo menyatakan, ia tidak terima disalahkan, seperti mencatut nama Presiden SBY dalam transkrip yang beredar di masyarakat. Sayang, Anggodo tak secara gamblang menampik atau membenarkan isi transkrip yang dipegang oleh KPK. "Karena soal transkrip itu, saya sudah empat bulan ini tak bisa konsentrasi," kilah Anggodo [baca: Terkait Rekaman, Anggodo Laporkan Pimpinan KPK].

Lantas, bagaimana Anggodo sampai dianggap terlibat dalam kasus kriminalisasi KPK? Bagaimana pula peran Ari Mulady? Dan, sejauh mana Anggodo mengenal dua pimpinan KPK non-aktif Chandra Hamzah dan Bibit Samad Riyanto? Simak selengkapnya dalam wawancara khusus Liputan 6 SCTV pada video berita ini.(ADO/SHA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini