Sukses

Antasari: Testimoni Saya dari Anggoro

Mantan Ketua KPK Antasari Azhar menyatakan testimoni yang menyebutkan Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah menerima suap berasal dari percakapannya dengan tersangka korupsi Anggoro Widjojo.

Liputan6.com, Jakarta: Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar di Jakarta, Ahad (8/11), menyatakan testimoni yang beredar Agustus silam dan menyebutkan Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah menerima suap berasal dari hasil percakapan dengan tersangka korupsi Anggoro Widjojo di Singapura. Keterangan ini belakangan sesuai dengan isi rekaman pembicaraan di komputer jinjing milik Antasari. Dalam rekaman yang ditemukan tim penyidik itu, Anggoro menyebut-nyebut sejumlah pimpinan KPK yang menerima suap.

Dalam jumpa pers, Antasari tak secara gamblang menyatakan bahwa ada unsur tekanan dari polisi saat membuat berita acara pemeriksaan (BAP). Terlebih keterangan Antasari di depan media kerap disela anggota Tim Pencari Fakta Anies Baswedan. Hal ini dilakukan Anies karena tak ingin Antasari membeberkan semua keterangan untuk menghindari perang opini di masyarakat luas [baca: TPF Selesai Periksa Antasari].

Keterangan Antasari selanjutnya akan dibahas TPF untuk menentukan ada tidaknya unsur tekanan dari kepolisian. Setelah itu baru TPF akan menentukan sikap dan membuat rekomendasi sementara kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Selama bertugas, sejumlah kendala menghadang TPF. Satu di antaranya adalah tokoh kunci yang hilang dalam dugaan alur penyerahan uang suap antara Ari Muladi dan Bibit-Chandra, yaitu Yulianto. Seperti diketahui, dalam berbagai kesempatan Ari meyakinkan kepada publik tentang adanya tokoh bernama Yulianto. Kepada Yulianto-lah Ari menyerahkan uang suap untuk diberikan kepada Bibit-Chandra [baca: Ari: Yulianto Bukan Tokoh Fiktif].

Hingga kini Yulianto belum juga ditemukan rimbanya. Belum juga Yulianto ditemukan, muncul lagi nama Haji Labib Saefuddin yang tinggal di Perumahan Mulyosari Utara, Surabaya, Jawa Timur. Labib adalah penghubung Ari dengan Yulianto. Sayangnya, Labib meninggal empat bulan silam.

Sementara keluarga Labib bungkam perihal keterlibatan almarhum dalam kasus dugaan penyuapan ini. Menurut ketua rukun tetangga setempat, istri Labib sempat diperiksa polisi. Kepada penyidik, istri Labib mengaku tak mengenal Yulianto ataupun Ari [baca: Istri Labib Tak Kenal Ari dan Yulianto].

Di mata polisi, Yulianto hanyalah karangan Ari. Sebab, dalam BAP Ary mengaku menyalurkan sendiri dana dari Anggoro ke pimpinan KPK. Belakangan, Ari mencabut keterangan tersebut dan mengaku hanya menyerahkan uang kepada Yulianto. Simak selengkapnya di video.(ZAQ/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.