Sukses

Hayono: SBY Ingin Persoalan Dilihat Secara Jernih

Dalam pandangan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman, SBY menginginkan publik ataupun media memandang secara jernih, jelas, dan proporsional mengenai kisruh di Partai Demokrat.

Liputan6.com, Jakarta: Keterangan pers Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY mengundang perhatian banyak kalangan, baik internal maupun eksternal partai. Terlebih pernyataan SBY yang disampaikan di kediaman pribadinya di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat pada Senin (11/7) malam ini meluruskan mengenai isu maupun kisruh di tubuh Partai Demokrat [baca: SBY: Ada yang Mau Memecah Belah Demokrat].

Dalam pandangan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman, SBY menginginkan publik ataupun media memandang secara jernih, jelas, dan proporsional mengenai kisruh di Partai Demokrat. Terutama, menyangkut ulah salah satu kader Partai Demokrat, yakni Muhammad Nazaruddin.

"Tidak mempersalahkan media, tapi media itu tidak berimbang karena bersumber pada SMS (pesan singkat) dan BBM (BlackBerry Messenger) yang tidak bisa dikonfirmasi kebenarannya," ujar Hayono saat dihubungi via telepon oleh Liputan6.com, Senin malam.

Menurut politisi senior berusia 56 tahun itu, pemberitaan seperti itu akan membentuk opini yang tak beretika. Bahkan berakibat pada pendidikan politik yang menyimpang. "SBY sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dan Presiden menginginkan masalah Nazaruddin dibahas di masyarakat secara berimbang," ucap Hayono.

Dengan kata lain, Hayono menambahkan, penyelesaian masalah Nazaruddin harus melalui pendekatan hukum, bukan politik. "Biarlah hukum yang memprosesnya," ujarnya. Ia mengemukakan pula bahwa seharusnya publik maupun media berpartisipasi mengawal partai politik agar terhindar dari kader yang menyimpang. Apalagi, kader yang menyimpang bukan hanya dialami oleh Partai Demokrat, partai lain pun mengalaminya.

Ia pun menekankan bahwa tak ada ucapan SBY yang mengarah pada pemberangusan media. Kendati demikian, menurut Hayono, SBY hanya mengharapkan media tersebut untuk introspeksi diri. "Proses hukum ini (kasus Nazaruddin) harus dikawal dan diawasi oleh media dan publik. Jangan dimanipulasi oleh siapa saja," tandas Hayono.(ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.