Liputan6.com, Jakarta: Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan, kasus Muhammad Nazaruddin dijadikan momentum yang dimanfaatkan oleh kubu Andi Mallarangeng dan Anas Urbaningrum untuk kepentingan masing-masing. Hal ini dikatakan Burhanuddin, Jumat (27/5), mengomentari dugaan adanya perpecahan di tubuh Partai Demokrat. "Nuansa friksi dipicu masalah internal," kata Burhanuddin.
Aroma perpecahan memang kini tengah melingkupi Demokrat. Isu perpecahan semakin mencuat sejak pencopotan Nazaruddin dari jabatan bendahara umum partai. Nazaruddin yang dikaitkan dengan kasus suap pembangunan wisma atlet dan dilaporkan memberi uang 120 ribu dollar singapura kepada Sekjen Mahkamah Konstitusi melancarkan serangan balik.
Nazaruddin diberitakan menuding adik Andi Mallarangeng, Choel Mallarangeng, ikut bermain dalam proyek di Kementerian Pemuda dan Olahraga. Andi yang merupakan Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat langsung membantahnya [baca: Andi Mallarangeng: Tuduhan Itu Mengada-ada].
Kemudian muncul anggapan bahwa terjadi perpecahan antara Kubu Andi dan kubu Anas, sang ketua umum. Apalagi Nazaruddin diketahui dekat dengan Anas.
Anas dan Andi pernah bertarung memperebutkan kursi ketua umum partai. Namun dalam kongres tahun lalu di Bandung, Jawa Barat, Anas memenangi pertarungan dan terpilih sebagai ketua umum.(IAN)
Aroma perpecahan memang kini tengah melingkupi Demokrat. Isu perpecahan semakin mencuat sejak pencopotan Nazaruddin dari jabatan bendahara umum partai. Nazaruddin yang dikaitkan dengan kasus suap pembangunan wisma atlet dan dilaporkan memberi uang 120 ribu dollar singapura kepada Sekjen Mahkamah Konstitusi melancarkan serangan balik.
Nazaruddin diberitakan menuding adik Andi Mallarangeng, Choel Mallarangeng, ikut bermain dalam proyek di Kementerian Pemuda dan Olahraga. Andi yang merupakan Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat langsung membantahnya [baca: Andi Mallarangeng: Tuduhan Itu Mengada-ada].
Kemudian muncul anggapan bahwa terjadi perpecahan antara Kubu Andi dan kubu Anas, sang ketua umum. Apalagi Nazaruddin diketahui dekat dengan Anas.
Anas dan Andi pernah bertarung memperebutkan kursi ketua umum partai. Namun dalam kongres tahun lalu di Bandung, Jawa Barat, Anas memenangi pertarungan dan terpilih sebagai ketua umum.(IAN)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.