Sukses

Pakistan Bantah Mengetahui Penyusupan Osama

PM Yusuf Raza Gilani menyatakan, pemerintah Pakistan sedang mengusut cara Osama bin Laden bisa bermukim di negerinya tanpa diketahui. Namun, tuduhan yang menyebutkan Pakistan tahu-menahu soal keberadaan Osama dan tidak becus itu adalah "absurd".

Liputan6.com, Islamabad: Pemerintah Pakistan menanggapi desakan Gedung Putih. Saat berbicara di parlemen, Senin (9/5), Perdana Menteri Yusuf Raza Gilani menyatakan, pemerintah Pakistan sedang mengusut cara Usamah bin Ladin alias Osama bin Laden bisa bermukim di negerinya tanpa diketahui. Namun, dia berkukuh, tuduhan yang menyebutkan Pakistan tahu-menahu soal keberadaan Osama dan tidak becus itu adalah "absurd".

Sehari sebelumnya, ketika tampil di acara televisi CBS "60 Minutes", Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyatakan sulit mengetahui ada tidaknya pejabat Pakistan yang tahu-menahu mengenai keberadaan Osama. Presiden Obama pun meminta pemerintah Islamabad menyelidiki dugaan adanya jaringan yang membantu Osama bertahan di Pakistan [baca: Obama Desak Pakistan Selidiki Pendukung Osama].

Adapun soal penggerebekan oleh pasukan khusus AS yang berujung tewasnya Osama pada pekan lalu, Gilani mengatakan bahwa Letnan Jenderal Javed Iqbal akan memimpin investigasi atas kegagalan mendeteksi keberadaan gembong teroris paling dicari Negeri Adikuasa tersebut. "Kami bertekad mengusut tuntas bagaimana, kapan, dan penyebab keberadaan Osama bin Laden di Abbottabad," kata Gilani.

PM Pakistan pun tegas membela catatan prestasi Pakistan dalam memerangi terorisme. Terutama, Gilani menyoroti "pengorbanan yang ditebus" oleh warga dan militer Pakistan, dan jumlah militan Al-Qaidah yang terbunuh atau ditangkap.

Sudah lama ada kecurigaan bahwa seseorang di jajaran Dinas Intelijen Pakistan, ISI, yang memiliki sejarah panjang dalam menjalin hubungan dengan kelompok-kelompok militan, ditengarai telah mengetahui tempat Osama bersembunyi. Namun, Gilani mengatakan kepada anggota parlemen bahwa ISI dan militer Pakistan mendukung dan mempercayai penuh pemerintah.

Menurut Gilani, penggerebekan AS adalah "pelanggaran kedaulatan". Ia pun secara tersirat menyatakan Washington turut menciptakan Al-Qaidah ketika Afghanistan diduduki Uni Soviet. AS kemudian menyebarkan para pejuang Al-Qaidah dengan strategi militer "cacat" ketika berupaya menangkap Osama di pegunungan Tora Bora pada 2001, tambah Gilani.

"Kami tidak mengundang Al-Qaidah ke Pakistan," tegas sang PM, seraya mengatakan kegagalan untuk menemukan Osama selama 10 tahun adalah akibat "kegagalan semua badan intelijen dunia" Karena itulah, saling tuding tidak mendatangkan manfaat apa pun.

"Pimpinan Al-Qaidah, bersama dengan para operator Al-Qaidah lain, sudah lama berhasil menghindari badan-badan intelijen sedunia. Dia (Osama) dilacak terus-menerus, tidak hanya oleh ISI, tapi juga badan-badan intelijen lain," ucap Gilani.

"Justru ISI-lah yang meneruskan informasi awal kepada CIA (Pusat Intelijen AS) yang memungkinkan dinas intelijen menggunakan aset teknologi canggih dan berkonsentrasi ke kawasan Osama bin Laden akhirnya ditemukan," katanya.

Sekalipun mengecam AS, PM Pakistan juga mengatakan Washington tetap menjadi sekutu utama negaranya. "Kita memiliki kemitraan strategis yang kami yakin demi kepentingan bersama kita," ujar Gilani.(ANS/BBC)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini