Sukses

Kepungan Terhadap Zelaya Berlanjut

Pengepungan militer Honduras terhadap presiden terguling Manuel Zelaya yang bersembunyi di Kompleks Kedubes Brasil di Tegucigalpa masih berlanjut. Sementara itu, dukungan bagi Zelaya pun terus mengalir dari dalam dan luar negeri.

Liputan6.com, Tegucigalpa: Sepekan setelah masuknya presiden terguling Manuel Zelaya kembali ke Honduras, perseteruan antara Zelaya dan Pemerintah Interim Honduras, hingga Senin (28/9), terus berlanjut. Zelaya dan para pengikutnya masih tetap bertahan di kompleks Kedutaan Besar Brasil di Ibu Kota Tegucigalpa. Zelaya bertahan meski mengalami gangguan fisik akibat semprotan gas militer yang mengepung kompleks kedubes.

Pemerintah Brasil menyatakan bahwa Zelaya bebas mendiami kompleks kedutaan besarnya di Honduras tanpa batas waktu. Zelaya pun bersikeras akan tetap bertahan hingga Pemerintah Interim Honduras memenuhi tuntutannya untuk memulihkan posisinya sebagai orang nomor satu di negara tersebut.

Harapan berakhirnya krisis politik di Honduras tampaknya masih jauh panggang dari api. Sebab, Presiden Interim Roberto Michelletti telah menolak permintaan berbicara empat mata dengan Zelaya. Ia menegaskan, kepungan terhadap Zelaya baru akan ditarik jika Zelaya mendapat suaka politik dari negara asing.

Namun demikian, dukungan bagi Zelaya terus mengalir dari dalam dan luar negeri. Ratusan pendukung Zelaya bahkan sempat kembali berunjuk rasa di pusat Tegucigalpa guna menuntut pemulihan posisi Zelaya. Seruan yang sama juga turut disuarakan warga El Salvador dengan menggelar unjuk rasa besar-besaran di Ibu Kota San Salvador.

Manuel Zelaya digulingkan dari posisinya sebagai Presiden Honduras akhir Juni silam lewat kudeta militer. Namun ia berhasil menyelinap kembali ke Tegucigalpa pada Senin lalu dan sejak itu bersembunyi di kompleks Kedubes Brasil [baca: Zelaya Kembali ke Honduras]. Akibat krisis politik ini, rencana kunjungan delegasi negara-negara Amerika Latin (OAS) ke Honduras tertunda menyusul larangan bepergian ke Honduras sepanjang akhir pekan lalu.(UPI/LUC)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini