Sukses

Tewasnya Kwalik Bukanlah Akhir Separatisme di Indonesia

Tewasnya petinggi OPM Kelly Kwalik bukanlah akhir dari separatisme di Tanah Air. Masalah separatisme hingga kini masih menjadi duri dalam roda pemerintahan.

Liputan6.com, Timika: Tewasnya petinggi Organisasi Papua Merdeka Kelly Kwalik pada Rabu dini hari silam bukanlah akhir dari separatisme di Tanah Air. Masalah separatisme hingga kini masih menjadi duri dalam roda pemerintahan. Bisa jadi lantaran belum tuntasnya persoalan dasar seperti kesejahteraan di Papua dipandang menjadi akar persoalan [baca: Kelly Kwalik Diduga Tewas Tertembak].

Padahal, di Indonesia sebuah wilayah bernama Papua dikenal memiliki keindahan dan sumber daya alam yang kaya raya. Penambangan tembaga dan emas terbesar di Tanah Air, misalnya Freeport yang menjadi sumber kekayaan alam dan telah lama beroperasi. Namun demikian, banyak warga Papua yang hidup dengan kondisi jauh dari layak.

Lepas dari hiruk pikuk pekerja tambang di salah satu pedalaman Papua, puluhan, bahkan ratusan warga terus membangun kekuatan yang dianggap bisa mempertahankan nasib mereka di masa depan, yakni Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Nama Organisasi Papua Merdeka kali pertama dikenal pada 1964 di Manokwari. Organisasi dengan lambang bintang kejora tersebut ingin mendirikan negara Papua Barat terpisah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasang surut gerakan tersebut sebenarnya tak lepas dari upaya untuk menutup pertambangan Freeport yang dianggap tidak memakmurkan orang Papua.

Kini, perhatian pemerintah yang lebih serius ditunggu warga. Dan, ketulusan menyelesaikan persoalan separatisme menjadi ujian sebuah negara yang didasarkan pada nilai Demokrasi seperti Indonesia.(BJK/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.