Sukses

Status Bencana Alam Lapindo Diminta Dicabut

Memperingati empat tahun semburan lumpur Lapindo, sejumlah kalangan menggelar unjuk rasa di berbagai tempat sebagai protes atas kelambanan pihak-pihak yang bertanggungjawab dalam menuntaskan petaka itu.

Liputan6.com, Yogyakarta: Tepat empat tahun lalu, lumpur Lapindo menyembur di Sidoarjo, Jawa Timur, dan hingga kini belum juga berhenti. Di Yogyakarta, puluhan aktivis dari organisasi lingkungan Walhi berunjuk rasa dengan tubuh berlumur lumpur.

Mereka berjalan kaki di sepanjang Jalan Malioboro. Para aktivis ini menuntut PT Lapindo Brantas bertanggung jawab atas kerusakan alam dan penderitaan warga korban semburan lumpur. Mereka juga menuntut pemerintah mencabut status bencana alam karena semburan lumpur Lapindo dianggap sebagai kelalaian perusahaan.

Sementara para seniman dan warga korban lumpur Lapindo menyusuri Jalan Raya Porong menuju tanggul penahan lumpur di Desa Siring, Porong. Massa mengarak ogoh-ogoh gurita, simbol kekuatan korporasi yang teledor saat mengebor gas hingga lumpur menyembur. Ada pula topeng kepala Aburizal Bakrie, pemilik PT Lapindo [baca: Peringatan Lapindo Diwarnai Aksi Teatrikal].

Di Jakarta, empat tahun lumpur Lapindo diperingati di depan Istana Negara. Digelar aksi teatrikal, menggambarkan kehidupan yang musnah terkubur oleh lumpur Lapindo termasuk hilangnya rumah, sekolah, dan mata pencarian warga.(TES/YUS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini