Sukses

Kala Inspirasi Negeri Lima Menara Menyebar

Hidup harus berbagi manfaat sebanyak mungkin orang, melalui peran apa pun. Itulah semboyan hidup Ahmad Fuadi yang dituangkan dalam novel Negeri Lima Menara.

Liputan6.com, Jakarta: Hidup harus berbagi manfaat sebanyak mungkin orang, melalui peran apa pun. Itulah semboyan hidup Ahmad Fuadi yang dituangkan dalam novel Negeri Lima Menara. Novel yang menginspirasi generasi muda menatap masa depan dengan optimistis, ikhlas, dan kesungguhan hati.

Man Jadda Wajada, barang siapa bersungguh-sungguh pasti ia akan menuai sukses. Mantera sederhana itu didapatkan Ahmad Fuadi di hari pertamanya menjadi santri di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, 1988 silam. Mantera tersebut terus ditularkan mantan wartawan Tempo dan Voice of America (VOA) itu melalui trilogi novelnya yang berjudul Negeri Lima Menara.

Negeri Lima Menara menceritakan kisah nyata kehidupan anak pesantren guna meraih mimpi besar menaklukkan dunia. Novel itu pun laris manis hingga tercetak 170 ribu kopi yang masuk kategori Mega Best Seller. Itu menjadi rekor baru untuk sebuah buku lokal yang diterbitkan Gramedia Utama selama 36 tahun terakhir.

Fuadi yang kini menjadi kandidat Liputan 6 Awards bersyukur atas anugerah yang diberikan Tuhan. Uang royalti novelnya pun digunakan untuk membuat organisasi sosial Komunitas Menara. Komunitas itu membangun sekolah bagi anak-anak usia dini atau PAUD secara gratis. Selain itu, novel Negeri Lima Menara yang penuh vitamin jiwa itu juga akan dituangkan ke dalam layar lebar, dengan harapan virus inspirasi novel tersebut semakin meluas cakupannya.

"Mudah-mudahan saya tetap diberi kekuatan untuk terus menaburkan benih manfaat", ujar Fuadi dengan rendah hati.

Danya Dewanti, Istri Fuadi, mengatakan dalam keseharian suaminya selalu berpikir optimistis guna menerapkan falsafah hidup "Man Jadda Wa Jada" dalam dirinya. Pria 38 tahun yang menguasai berbagai bahasa asing mulai dari bahasa Inggris, Prancis dan Arab itu pun bisa berkeliling dunia. Bahkan, delapan beasiswa dari berbagai perguruan tinggi ternama di Amerika Serikat, Singapura, hingga Inggris disabetnya.

Ustaz Nasrullah SM, guru bahasa Indonesia di Pondok Gontor, mengaku bangga dengan bakat yang dimiliki Fuadi. Menurut dia, bakat lelaki kelahiran Maninjau, Sumatra Barat, itu terasah berkat kepiawaiannya dalam menghayati kehidupan di dalam pondok serta menelurkannya ke dalam sebuah karya tulis.(ADI/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini