Sukses

Pantau Merapi, SBY Belum Pastikan ke Seoul

Hingga Rabu malam di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Presiden Yudhoyono masih menyimak laporan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif tentang kondisi terkini letusan Gunung Merapi.

Liputan6.com, Jakarta: Hingga Rabu (11/10) malam di Kantor Kepresidenan, Jakarta Pusat, Presiden Yudhoyono masih menyimak laporan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif tentang kondisi terkini letusan Gunung Merapi.

Presiden mendengarkan laporan dari BNPB secara teleconference, dalam suatu rapat yang dihadiri Wakil Presiden Boediono dan sejumlah menteri serta Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dan Kepala Polri Komisaris Jenderal Timur Pradopo. Presiden juga mendengarkan laporan dari Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono.

"Lebih kepada keinginan Presiden untuk mengetahui lebih mendalam tentang bagaimana prediksi ke depan tentang Gunung Merapi ini. Jadi tentang kondisi Gunung Merapi sendiri saat sekarang yang meskipun intensitasnya sudah menurun, letusan sudah berkurang, erupsi awan panas juga berkurang. Tapi, status masih tinggi karena energinya masih banyak, kata Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono.

Dengan demikian, lanjut dia, status Merapi masih tetap awas. Namun segala persiapan dan langkah-langkah antisipasi sudah dilakukan dengan baik. Lebih jauh Agung mengatakan, energi Merapi saat ini masih sangat tinggi sekitar separuhnya. Hanya saja, pemerintah belum merencanakan relokasi penduduk secara besar-besaran dan masih berkonsentrasi pada penanganan tanggap darurat.

Saat ini, imbuh dia, pemerintah fokus pada mengelola kehidupan pengungsi yang mencapai 370 ribu orang. Dengan begitu, mereka terhindar dari kebosanan dan tetap patuh pada imbauan pemerintah agar tidak kembali ke rumah masing-masing.

"Jadi kami tadi banyak mendengarkan laporan dari Kepala BNPB maupun kepala Vulkanologi. Pak Presiden sangat teliti mendengarkan hal demi hal tentang langkah-langkah ke depan yang akan dilakukan. Itu yang memakan waktu dalam rapat sore hari ini," ujar Agung.

Dalam rapat berlangsung selama tiga jam itu, masih menurut Agung dia, Presiden Yudhoyono belum bisa memutuskan jadi tidaknya menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi G-20 yang diselenggarakan di Seoul, Korea Selatan, pada 11-12 November 2010.

"Kalaupun dia tidak ke luar negeri tetap akan di sini sebab sistem sudah berjalan. Namun demikian, pemantauan langsung beliau tentu sangat concern dalam hal ini. Andaikata beliau tidak keluar negeri, beliau sangat memperhatikan kondisi Gunung Merapi, tetap di Jakarta," jelas Agung.

Sementara, Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan Presiden Yudhoyono baru memutuskan pada Kamis pagi, menghadiri atau tidak pertemuan G20 bergantung pada perkembangan kondisi Gunung Merapi. Menurut Julian, Presiden akan memutuskan setelah acara penganugerahan tanda jasa pahlawan pada Kamis pagi.(ANS/Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini