Sukses

Sulitnya Bersekolah di Pulau Buru

Hingga kini, Pulau Buru yang terkenal sebagai lokasi tahanan politik itu belum punya sarana pendidikan dan tenaga guru untuk mengajari ribuan anak pedalaman.

Liputan6.com Pulau Buru: Anak-anak di pedalaman Pulau Buru, Maluku, begitu sulitnya untuk bersekolah. Sebab hingga saat ini kawasan yang terkenal sebagai lokasi tahanan politik itu belum punya sarana pendidikan dan tenaga guru untuk mengajari ribuan anak pedalaman.

Pantauan SCTV, tidak ada bangunan permanen untuk sebuah gedung bernama sekolah. Kondisinya seadanya saja. Seperti di Desa Waekasari, Waepo. Juga tak ada seragam, tas sekolah, apalagi sepatu. Namun hal itu tidak menjadi hambatan agar bisa belajar. Anak-anak tetap antusias.

Jangan pula ditanya ruang kelas. Tak ada ruang kelas pun tidak masalah meski belajar harus berdempetan. Meja tulis tidak cukup, kursi plastik pun masih bisa digunakan sebagai alas menulis. mereka juga tidak akan protes jika ada meja yang rapuh dan patah.

Kondisi ini tidak hanya terjadi di Desa Waeksari tapi di sebagian besar wilayah Pulau Buru. Memprihatinkan memang. Di negeri yang lebih dari 65 tahun merdeka, ternyata banyak anak yang belum bisa baca-tulis-hitung yang merupakan kebutuhan dasar sebelum mendapat pendidikan formal.

Begitu parahkan perekonomian di negeri ini sehingga di Pulau Buru tidak ada sekolah yang layak. Padahal pemerintah sudah menyiapkan sekitar 20 persen dana APBN untuk sektor pendidikan. Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Buru memang tidak membantahnya.

Dari pernyataan Kepala Dinas, memang tak ada anggaran buat pendidikan warga Pulau Buru. Kalau pun ada, baru sebatas rencana dan itu pun untuk membangun tiga ruang belajar. Berbeda dengan di Jakarta. Wakil Rakyat begitu mudah mendapatkan anggaran miliaran rupiah hanya untuk sekadar studi banding. Padahal hasil studi banding itu juga tak pernah dirasakan warga pedalaman Pulau Buru. Mungkin mereka akan berubah pikiran. Itu pun kalau masih punya hati nurani.(JUM)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.