Sukses

Arsinah, Selamatkan Buruh dari Perdagangan Manusia

Sudah 10 tahun terakhir, Arsinah menjadi relawan buruh migran. Tak hanya menyelamatkan para TKI yang menjadi korban perdagangan manusia, dia juga memulangkan mereka ke kampung halaman.

Liputan6.com, Palembang: Kemiskinan dan tekanan ekonomi membuat banyak orang tergiur bekerja di Negeri Jiran. Padahal, tidak sedikit di antara mereka yang akhirnya menjadi korban perdagangan manusia. Berangkat dari persoalan itulah, Arsinah Soemitro terus menerus mengingatkan calon tenaga kerja Indonesia. "Jangan sampai mereka juga menjadi korban," ujar Arsinah, ketika ditemui SCTV di Palembang, Sumatra Selatan, baru-baru ini.

Arsinah Soemitro berasal dari Entikong, Kalimantan Barat. Sudah 10 tahun terakhir, dia menjadi relawan buruh migran. Tak hanya menyelamatkan para TKI yang menjadi korban perdagangan manusia, Arsinah juga memulangkan mereka ke kampung halaman.

Ibu empat anak ini juga rajin datang ke desa dan pelosok. Arsinah merasa perlu mencerdaskan para calon TKI sebelum berangkat ke luar negeri. Dia tak ingin "pahlawan devisa" Indonesia menjadi korban selama berada di negeri orang. "Biar cuma makan garam, lebih baik kita bekerja di negeri sendiri," ujar Arsinah.

Namun, memang tidak mudah bagi Arsinah untuk menyadarkan para calon TKI. Banyak di antara mereka terpaksa berangkat ke luar ngeri, karena tak banyak lahan pekerjaan yang disediakan di dalam negeri. "Perlu uang soalnya," ujar Teti, buruh migran asal Desa Tanjung Merbu, Kecamatan Rambutan, Banyu Asin, Sumsel.

Kendati begitu, Arsinah tak pernah menyerah. Sepekan sekali, dia pergi ke Konjen RI di Kuching, Malaysia, untuk membantu memulangkan TKI yang gagal di perantauan. Tekad dan naluri keibuan membuat Arsinah sungguh-sungguh ingin menolong dan menyelamatkan para buruh migran.(ULF)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini