Sukses

Muslim Rohingya Tidak Diakui di Negaranya Sendiri

Warga Rohingya tidak diakui sebagai warga negara di Myanmar. Mereka tidak mendapat bantuan pendidikan, kesehatan.

Liputan6.com, Rangoon:  Warga Rohingya tidak diakui sebagai warga negara di Myanmar. Mereka tidak mendapat bantuan pendidikan, kesehatan. Demikian dikatakan pengacara asal India Sahana Basavapatna, seperti dilansir Media Press TV, belum lama ini.

Mereka berada di India sejak dua tahun lalu. "Karena itu, mereka yang berada disini pun tidak memiliki dokumen apa pun dari Myanmar," kata Basavapatna.

Salah satu pengungsi, Shakeela Begum, mengatakan, saat di Myanmar, anak dan suaminya ditangkap pemerintah untuk dipaksa bekerja. Sampai saat ini, Begum belum tahu pasti bagaimana kabar anak dan suaminya di Myanmar.

"Mereka menangkap anak dan cucu saya. Saya adalah salah satu dari sekian wanita yang terpaksa meninggalkan Myanmar dengan nasib tanpa keluarga," ujar Begum.

Pengungsi lainnya, Muhammad Idrees menyatakan bahwa, saat di Myanmar ia tidak memiliki status yang jelas. "Saya bukan dari Myanmar dan Bangladesh. Saya tidak tahu,  sebenarnya saya berasal dari mana?" ungkapnya.

Dan dalam beberapa pekan terakhir, sedikitnya 650 warga Muslim Rohingya tewas dalam bentrokan antar-etnis. Selain itu, sekitar 1.200 warga hilang dan 90.000 warga kehilangan tempat tinggal.

Menanggapi nasib Muslim Rohingya di Myanmar, Badan Hak Asasi Manusia PBB mengirim utusan untuk mengunjungi Myanmar. Di sana, utusan tersebut membahas konflik antar umat Budha dan Muslim Rohingya di wilayah Barat sejak Juni lalu [baca: Terkait Rohingya, PBB Kirim Utusan ke Myanmar].(SHA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini