Sukses

Penyelidik: Arafat Meninggal karena Racun Tak Dikenal

Dokter Yordania memulai penyelidikan kematian mantan Presiden Palestina Yasser Arafat. Menurutnya, Arafat meninggal karena racun yang belum diketahui.

Liputan6.com, Ramallah: Dokter Yordania memulai penyelidikan awal kematian mantan Presiden Palestina Yasser Arafat. Menurutnya, Arafat meninggal karena racun yang belum diketahui.

Laporan-laporan medis Arafat tidak dapat mendiagnosa penyakit tersebut, tetapi indikasi menunjukkan bahwa ia diracun oleh zat beracun yang tidak diperiksa pada waktu itu, kata dokter Abdullah al-Basheer, dalam konferensi pers setibanya ke Tepi Barat, Kamis (12/7).

Mahmud Abbas, pengganti Arafat, memerintahkan penyelidikan setelah saluran satelit Arab Al-Jazeera menyiarkan laporan investigasi yang menyimpulkan bahwa Arafat diracun dengan radioaktif polonium.

Para pemimpin Palestina mengatakan, pihaknya siap untuk menggali sisa-sisa jazad Arafat untuk penyelidikan.

Al-Basheer mengatakan, temuan dari Institut Fisika Radiasi yang berbasis di Lausanne, yang al-Jazeera gunakan untuk pengujian barang-barang pribadi Arafat, adalah sulit untuk meyakinkan karena kurangnya contoh sebelum dia keracunan polonium.

Arafat meninggal di sebuah rumah sakit Prancis di dekat Paris, tiga pekan setelah ia diterbangkan dari kantor pusatnya di Tepi Barat, di mana ia menghabiskan dua tahun terakhirnya di bawah pengepungan zionis Israel.

"Kami menuduh Israel membunuh Yasser Arafat dengan meracuninya menggunakan zat mematikan itu," kata Nasser al-Qidwa kepada AFP mengacu pada polonium, yang bekasnya ditemukan baru-baru ini pada pakaian yang dikenakan pemimpin yang saat itu sakit.

"Mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu harus memikul tanggung jawab dan diadili," kata Qidwa, yang juga ketua Yasser Arafat Foundation.

Dugaan-dugaan bahwa pemimpin kawakan Palestina yang meninggal di satu rumah sakit Prancis November 2004 diracun muncul kembali awal pekan ini setelah stasiun televisi Al-Jazeera menyiarkan satu penyelidikan di mana para ahli mengatakan mereka menemukan tingkat tinggi polonium pada barang-barang pribadinya.

Polonium adalah zat beracun sangat keras yang digunakan untuk membunuh mantan mata-mata Rusia yang kemudian berbalik mengecam Kremlin Alexander Litvinenko tahun 2006.Ia meninggal setelah meminum satu cangkir teh yang diberi zat beracun di satu hotel di London.

"Arafat Foundation menghubungi laboratorium Swiss dan memberitahu mereka bahwa pihaknya tidak berkeberatan untuk menganalisa sampel-sampel dari jenazah Presiden Palestina Yasser Arafat jika perlu," katanya.

Pada saat ia meninggal, para pejabat Palestina menuduh bahwa Arafat, 75 tahun diracun oleh Israel.(ANT/Xinhua/MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini