Sukses

Istri Yasser Arafat Minta Makam Suaminya Dibongkar

Temuan dari lembaga di Swiss cukup mengagetkan. Kandungan polonium-210 ditemukan di sejumlah barang milik mantan Presiden Palestina Yasser Arafat. Dengan hasil itu, istri Arafat, Suha, meminta agar makam suaminya digali kembali.

Liputan6.com, Zurich: Temuan dari lembaga di Swiss cukup mengagetkan. Kandungan polonium-210 ditemukan di sejumlah barang milik mantan Presiden Palestina Yasser Arafat. Dengan hasil itu, istri Arafat, Suha  Arafat, meminta agar makam suaminya dibongkar untuk mengungkap kebenaran.

Arafat meninggal di sebuah rumah sakit di Prancis pada 2004 setelah sakit mendadak yang membuat dokter kebingungan. Arafat dikubur di Kota Ramallah di Tepi Barat.

"Kami harus menggali kuburan dan memeriksa tubuh Yasser Arafat untuk mengungkap kebenaran kepada seluruh umat Muslim dan dunia," ujar Suha dalam tayangan di saluran Al Jazeera.

Pada film dokumenter itu, Darcy Christen, yang merupakan Juru Bicara Institut de Radiophysique di Lausanne, Switzerland, mengatakan, pada Selasa (3/7), lembaganya menemukan hal yang mengejutkan. Barang-barang milik Arafat mengandung polonium-210 tingkat tinggi.

Tapi dia menegaskan, gejala klinis di dalam laporan medis Arafat tidak sesuai dengan polonium-210 dan kemungkinan Arafat diracun belum bisa disimpulkan.

 Al Jazeera melaporkan sebuah lembaga telah menguji barang pribadi milik Arafat yang diberikan oleh istrinya. Film dokumenter itu menunjukkan pakaian, sikat gigi, sorban, yang mengandung polonium dengan tingkat yang abnormal, yang langka, dengan elemen radioaktif yang tinggi. 

"Saya dapat mengonfirmasikan kepada Anda bahwa kami mengukur jumlah yang tidak bisa dijelaskan, kandungan polonium-210 di barang-barang milik Arafat yang mengandung noda cairan biologis," kata Francois Bochud, Direktur lembaga itu, dalam film dokumenter.

Bochud mengatakan, satu-satunya cara untuk mengkonfirmasi temuan itu dengan menggali kuburan Arafat untuk menguji adanya kandungan polonium-210 di tubuhnya.

"Tapi kita harus melakukannya dengan cukup cepat karena polonium itu membusuk, jadi jika kita menunggu terlalu lama, pasti bukti itu akan hilang," katanya kepada Al Jazeera.

Arafat memimpin Organisasi Perjuangan Pembebasan Palestina (PLO) melawan Israel dari 1960-an tetapi baru menandatangani perjanjian perdamaian dengan negara Yahudi itu pada 1993 dengan mendirikan wilayah pemerintahan Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Dokter Prancis yang merawat Arafat pada hari kematiannya tidak bisa menentukan penyebab kematian. Pejabat Prancis juga menolak memberikan rincian kondisinya.(Reuters/MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.