Sukses

Mendiknas Rekomendasikan UN SDN Gadel II Diulang

Buntut dari menyontek massal, wali kota Surabaya memberhentikan kepala SDN Gadel II. Pangkat dua wali kelas yang diduga terlibat kasus tersebut juga sudah diturunkan.

Liputan6.com, Surabaya: Kasus menyontek massal di SDN Gadel II Surabaya, Jawa Timur, terus bergulir. Hingga Selasa (14/6), Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengaku belum menerima surat rekomendasi dari Kementerian Pendidikan Nasional soal perlu atau tidaknya mengulang ujian nasional di Sekolah Dasar Negeri Gadel II.

Buntut dari menyontek massal, wali kota Surabaya memberhentikan kepala SDN Gadel II. Pangkat dua wali kelas yang diduga terlibat kasus tersebut juga sudah diturunkan. Terakhir Menteri Pendidikan Nasional M. Nuh merekomendasikan agar pelaksanaan ujian nasional di sekolah itu diulang. Kendati begitu, menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Sahudi, hingga saat ini pihaknya belum menerima surat rekomendasi terkait masalah tersebut.

Kasus menyontek massal mencuat setelah Siami, orangtua Alif, mengaku jika anaknya dipaksa seorang wali kelas untuk memberi sontekan kepada teman-temannya saat mengikuti ujian nasional beberapa waktu lalu. Aksi ini memicu unjuk rasa orangtua siswa yang lain. Mereka memprotes pencopotan kepala sekolah dan penurunan pangkat wali kelas yang diduga terlibat kasus menyontek.

Tak lama berselang Siami dan Alif terpaksa mengungsi ke rumah keluarga mereka di Desa Sedapur Klagen, Gresik, Jawa Timur. Selain karena trauma, mereka mengungsi untuk menenangkan diri setelah rumahnya sempat didemo orangtua yang memprotes laporan soal menyontek massal.

Siami melaporkan dugaan menyontek massal itu karena kecewa dengan langkah guru yang menyuruh anaknya memberi sontekan kepada teman-temannya. Menurut Siami, dirinya merasa sia-sia selama ini mengajarkan kejujuran kepada anaknya namun justru di sekolah diajarkan kebohongan.

Akibat laporan tersebut, orangtua murid sempat mendatangi rumah Siami di Gadel Sari Barat, Tandes, Surabaya. Tak hanya dicemooh, Siami juga mengaku sempat menerima ancaman rumahnya akan dibakar. Sebelum ke Gresik, Siami sempat mendatangi sekolah untuk menjelaskan maksud laporannya dan meminta maaf.(ULF)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini