Sukses

Megawati: Pancasila Hasil Pemikiran Bung Karno

Kendati sejak 1998 - 2004 Indonesia mengalami empat kali pergantian kepemimpinan nasional, Indonesia tetap bersatu. Itu tak lain karena Pancasila hadir di tengah-tengah negara kita. Sama seperti sebelumnya, Pancasila selalu hadir dalam setiap perjalanan sejarah bangsa Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta: Kendati sejak 1998 - 2004 Indonesia mengalami empat kali pergantian kepemimpinan nasional, Indonesia tetap bersatu. Itu tak lain karena Pancasila hadir di tengah-tengah negara kita. Sama seperti sebelumnya, Pancasila selalu hadir dalam setiap perjalanan sejarah bangsa Indonesia.

Hal itu diungkapkan oleh Megawati Soekarno Putri, Presiden ke-5 RI dalam pidatonya memperingati hari lahirnya Pancasila, hari ini, Rabu (1/6) di gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat. Menurut Megawati, berbicara Pancasila tak bisa dipisahkan dengan Bung Karno. "Pasalnya, kata Mega, bukan karena Bung Karno adalah bapaknya. Tetapi, lebih kepada Pancasila adalah hasil pemikiran dialektika panjang dari Bung Karno," kata Megawati.

Itulah sebabnya, menurut Mega, mengapa pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945 silam mengenai Pancasila di depan BPUPKI diterima secara aklamasi. Namun, lanjutnya, dalam perjalanan sejarah, Bung Karno di tempatkan dalam abu-abu dan terasing dari masyarakat Indonesia.

Megawati juga menyindir pemerintah mengenai kedaulatan pangan, energi dan perlindungan terhadap warga negara. "Sudahkah hal itu relevan dengan trisakti yang dikumandangkan Bung Karno?" tanyanya.

Karena itu, Presiden ke-5 RI ini menganjurkan, agar peringatan Pancasila itu tidaklah sebagai seremoni belaka. Tetapi, jadikanlah peringatan itu sebagai pemahaman Pancasila sebagai ideologi sebuah negara. Sebab, lanjut Mega, tak ada negara yang kuat tanpa sebuah ideologi. (ARI)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini