Sukses

Nyawa ABK Sinar Kudus Lebih Penting

Batas waktu pembayaran uang tebusan ABK Kapal Sinar Kudus yang disandera perompak Somalia berakhir. Kamis pagi, keluarga Anak Buah Kapal atau ABK Sinar Kuduspun sudah tidak bisa menghubungi. Sayangnya belum ada tindakan kongkrit ataupun keputusan kongkrit atas penyelesaian masalah ini.

Liputan6.com, Jakarta: Batas waktu pembayaran uang tebusan yang ditetapkan oleh pembajak di Somalia terhadap Kapal Sinar Kudus, kapal general cargo yang digunakan PT Samudra Indonesia berakhir. Kamis pagi, keluarga Anak Buah Kapal atau ABK Sinar Kuduspun sudah tidak bisa menghubungi. Sayangnya hingga hari ke tiga batas waktu ini, belum ada tindakan kongkrit ataupun keputusan kongkrit atas penyelesaiaman masalah iini. 

Wakil ketua komisi I DPR RI yang membawahi bidang luar negeri dan pertahanan, Hayono Isman menegaskan, pihak swasta (PT Samudra Indonesia, red) lah yang harus bertangung jawab atas masalah ini. "Jangan Cuma mau untung, tapi saat sepert ini harus juga bertangung jawab," ujar Hayono dalam acara dialog di Liputan6.com, yang direkam Rabu (13/4).

Hal senada diungkapkan Pengamat Politik Internasional dari CSIS Alexandra Retno Wulan. Menurutnya, penggunaan militer memiliki resiko yang sangat tinggi, terlebih Kapal Motor Sinar Kudus posisinya bukan lagi di laut lepas, tetapi sudah berada di pelabuhan, sehingga faktor kesulitan untuk melakukan pembebasan sandera lebih sulit.

Pihak pemerintah Somalia melalui Duta Besar Somalia untuk Indonesia Mohamud Olow Barow menyatakan kesediannya untuk membantu pembebasan sandera ini.

Mengutip keterangan sang Dubes, Wakil Sekjen Partai Golkar Happy Bone Zulkarnaen yang ikut dalam pertemuan antara Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dengan Dubes Somalia mengatakan, perampok-perampok ini adalah musuh internasional. Karena itu Indonesia diperbolehkan untuk menyerang mereka.

Namun Happy sepakat jika penyelesaian insiden penyenderaan Kapal Motor Sinar Kudus ini harus mementingkan keselamatan nyawa para ABKnya. (RKA/MLA)

Klik di sini untuk melihat dialognya

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini