Sukses

Hatta Rajasa Gantikan Menkeu di DPR

Komisi Keuangan dan Perbankan DPR menunda pembahasan APBN Perubahan 2010 (APBNP) dengan Menkeu Sri Mulyani. Apalagi, Presiden Yudhoyono sudah menunjuk Menko Perekonomian Hatta Rajasa menggantikan Menkeu Sri Mulyani untuk pembahasan di DPR.

Liputan6.com, Jakarta: Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menunda pembahasan Anggaran Perbelanjaan Negara Perubahan 2010 (APBN-P) dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Hal itu dilakukan karena sejumlah fraksi pengusung skandal Bank Century berkeras mengganti Sri Mulyani dengan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa. Terlebih, pilihan Hatta Rajasa itu datang dari titah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke pimpinan DPR.

Kendati demikian, Senin (12/4) siang, Menkeu Sri Mulyani tetap hadir dalam Rapat Pembahasan APBNP 2010 dengan Komisi XI. Praktis kedatangan Sri Mulyani dipersoalkan oleh sejumlah anggota komisi. Akhirnya rapat banjir dengan interupsi sejumlah anggota komisi yang mempersoalkan kedatangan Sri Mulyani. Agenda pembahasan APBN-P pun menjadi tertunda.

Protes antaranggota terus meluas. Padahal dalam ajuan APBN-P itu, pemerintah akan mengajukan tambahan subsidi bahan bakar minyak (BBM), listrik, dan berbagai kebijakan untuk masyarakat miskin. Ketua Komisi XI DPR Emir Moeis langsung berkeputusan untuk menunda pembahasan APBN-P 2010 dan meminta Menko Perekonomian Hatta Rajasa hadir. Sedangkan Menkeu Sri Mulyani pasrah dengan keputusan tersebut.

Sebelumnya, dalam rapat dengan Panitia Anggaran DPR yang juga membahas APBN-P 2010, kehadiran Sri Mulyani sudah dipertanyakan. Bahkan, tiga anggotanya memboikot acara tersebut. Sementara polemik boikot Sri Mulyani sudah mencuat saat Rapat Paripurna DPR yang menyatakan kebijakan penyelamatan Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun bermasalah dan Menkeu Sri Mulyani sebagai penanggung jawab.(BJK/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini