Sukses

Warga Palestina Bentrok dengan Polisi Israel

Warga Palestina yang menutupi wajahnya dengan topeng terlihat melemparkan batu ke arah polisi Israel dan membakar ban di wilayah Yerusalem Timur, tempat yang selama ini dipersengketakan antara Palestina dan Israel

Liputan6.com, Yerusalem: Warga Palestina yang menutupi wajahnya dengan topeng terlihat melemparkan batu ke arah polisi Israel dan membakar ban di wilayah Yerusalem Timur, tempat yang selama ini dipersengketakan antara Palestina dan Israel. Jurubicara kepolisian Yerusalem, Shmuel Ben-Ruby mengatakan polisi telah menembakkan granat untuk membubarkan puluhan pengunjuk rasa. Polisi juga dibantu para tetua desa mengakhiri protes di Yerusalem Timur. Tidak ada korban cedera dilaporkan.

Polisi dilaporkan meningkatkan pengawasan di wilayah tersebut, setelah militan Hamas menyerukan "hari kemarahan" terhadap Israel. Selain itu ketegangan yang muncul di Yerusalem Timur juga didorong sebagian oleh perseteruan antara Israel dan Washington atas rencana negara Yahudi tersebut melanjutkan pembangunan perumahan di sektor yang dipersengketakan.

Menurut Menlu Israel Avigdor Lieberman hal yang tidak masuk akal bagi masyarakat internasional yang mengharapkan Israel untuk membekukan pembangunan di Yerusalem Timur. Masalah pembangunan yang dilakukan Israel bagi warganya ini telah menyebabkan keretakan hubungan yang paling serius dengan Amerika Serikat dalam beberapa dasawarsa terakhir. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu Senin (15/3) membela empat dekade konstruksi untuk Israel di Yerusalem Timur.

Sedangkan Amerika Serikat yang tidak setuju dengan proyek pembangunan 1.600 pemukiman mengatakan langkah itu telah menghina proses perdamaian dengan Palestina. Palestina sendiri mengklaim Yerusalem Timur sebagai wilayahnya dan akan dijadikan sebagai Ibu Kota Negara Palestina.(AP/AYB)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini