Sukses

Pemerintah Rundingkan Uang Tebusan

Pemerintah Indonesia memutuskan untuk sementara batal menggelar operasi militer guna membebaskan 20 WNI yang ditawan di Somalia, meski pasukan sudah dikirim sejak 23 Maret lalu.

Liputan6.com, Jakarta: Pemerintah Indonesia memutuskan untuk sementara batal menggelar operasi militer guna membebaskan 20 WNI yang ditawan di Somalia, meski pasukan sudah dikirim sejak 23 Maret lalu. Kemungkinan menggelar operasi dianggap terlalu berisiko terhadap keselamatan para sandera karena posisi kapal yang sejak awal bulan ini sudah ditarik ke pantai dekat markas para pembajak.

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Sutanto mengatakan opsi utama kini adalah negosiasi tebusan dengan para pembajak. "Sejak tanggal 2 April Kapal Sinar Kudus dibawa oleh pembajak merapat di pantai markasnya mereka. Dan di situ berjejer puluhan kapal sandera. Lalu lintas atau penjagaan oleh sindikat perompak ini sangat intensif untuk menjaga kapal-kapal yang dibajak ini," kata Djoko.

"Oleh karena itu opsi penyerbuan tadi menjadi sangat complicated. Opsi penyerbuan itu bisa dilaksanakan dengan tingkat keberhasilan yang tinggi apabila kapal itu masih berada di laut lepas," tambahnya seperti ditulis BBC Indonesia.

Menurut Djoko, negosiasi terakhir sudah sampai pada rincian tentang teknis penyerahan tebusan untuk para tawanan. Penjelasan ini, menurut Djoko, diberikan karena banyaknya kritik terhadap pemerintah yang dianggap membiarkan para tawanan disandera perompak tanpa upaya nyata utnuk membebaskan mereka.

Sebanyak 20 awak Kapal Sinar Kudus ditahan perompak Somalia sejak sebulan lalu di perairan Aden, dengan permintaan tebusan sedikitnya dilaporkan mencapai US$ 3 juta.(ADO)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini