Sukses

Polri Umumkan Empat DPO Teroris

Mereka adalah Syaifudin Zuhri bin Djaelani, Bagus Budi Pranoto, Muhammad Syahrir, dan Aryo Sudarto. Mabes Polri menyatakan kemungkinan besar ada pendanaan dari Arab Saudi untuk kegiatan terorisme di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta: Empat buronan teroris diumumkan Markas Besar (Mabes) Polri. Mereka adalah Syaifudin Zuhri bin Djaelani Irsyad (Syaifudin Jaelani atau SJ--Red.) alias Ustad Syaifudin Zuhri alias Udin alias Soleh, Bagus Budi Pranoto, Muhammad Syahrir, dan Aryo Sudarto. Mereka diduga kuat terlibat pengeboman di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Jakarta, 17 Juli silam, yang menewaskan sembilan orang. Demikian diumumkan Inspektur Jenderal Polisi Nanan Sukarna di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (19/8).

Kendati demikian, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri itu terkesan hati-hati dalam memberikan keterangan kepada wartawan. Terutama mengenai peran keempat buronan tersebut. Nanan mengeluh bahwa polisi sempat kecolongan dengan pemberitaan media massa sehingga buronan lolos.

Terkait aliran dana teroris, Mabes Polri menyatakan kemungkinan besar ada pendanaan dari Arab Saudi untuk kegiatan terorisme di Indonesia. Semua berawal dari Kuningan, Jawa Barat. Beberapa waktu lalu, tim Detasemen 88 Antiteror menangkap dua buronan yang diduga terkait aliran dana teroris, yakni Iwan Herdiansyah dan Muhamad Ali. Polisi menduga mereka adalah kurir penyaluran dana teroris di Indonesia dari sumber di Arab Saudi [baca: Densus 88 Tangkap Dua Orang di Kuningan].

Muhamad Ali diketahui adalah warga Arab Saudi yang mengontrak di sebuah rumah di Cirendang, Kuningan, Jabar. Iwan Herdiansyah diketahui pernah tiga tahun bekerja di Arab Saudi. Adapun Syaifudin Jaelani, adik ipar Ibrohim, diduga menjadi perekrut pelaku bom bunuh diri, masih buron. Polisi pun tengah menyelidiki rekening SJ yang dikabarkan mencapai Rp 1 miliar. Penelusuran aliran dana teroris ini berawal dari ditemukannya bukti pembayaran kamar 1808 di Hotel JW Marriot yang disewa para pengebom. Uang dolar Amerika Serikat yang mereka gunakan diketahui merupakan seri yang beredar di Timur Tengah [baca: Saefudin Masih Hilang].(ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.