Sukses

"National Summit" Targetkan Minimalisasi Hambatan Ekonomi

"National Summit" 2009 dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (29/10), dengan agenda utama menghilangkan hambatan hambatan pertumbuhan ekonomi.

Liputan6.com, Jakarta: National Summit 2009 secara resmi dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Menara Bidakara, Jakarta, Kamis (29/10).  Pada pertemuan yang berlangsung hingga Sabtu (31/10) ini, fokus pembicaraan adalah upaya meminimalisasi hambatan-hambatan pertumbuhan ekonomi.

National Summit merupakan pertemuan nasional yang membahas agenda pembangunan, dengan peserta para menteri, gubernur se-Indonesia, para pengusaha dan juga pengamat.  Pertemuan ini hampir sama dengan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas), yang berlangsung Mei lalu.  Bedanya, Musrenbangnas hanya dihadiri pejabat pemerintah setingkat menteri dan para gubernur se-Indonesia.  Sedangkan National Summit dihadiri dan mendapat masukan dari pemangku kepentingan untuk bidang ekonomi, kesejahteraan rakyat, serta hukum dan reformasi birokrasi. Selain itu, juga memperluas ownership dari program pemerintah selama lima tahun ke depan dan menyukseskan program pembangunan.

Pada pertemuan kali ini, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar tujuh persen. Namun, target ini tampaknya berat dicapai karena masalah hambatan infrastruktur. Seperti pelanggan listrik di wilayah Sulawesi, yang hingga kini masih menikmati pemadaman bergilir hingga sembilan jam per hari. Sebab, PLTU Sengkang baru akan berfungsi akhir tahun ini, akibat mengalami kerusakan, ditambah kemarau panjang sehingga membuat kapasitas listrik PLTA turun. Padahal pembangkit ini memasok listrik sebesar 550 megawatt ke jutaan pelanggan di tiga provinsi.

PLN sendiri mengaku sulit mengimbangi kebutuhan listrik. Padahal, pertumbuhan industri dan usaha membutuhkan listrik. Dengan pemadaman bergilir yang saat ini juga terjadi di berbagai penjuru tanah air, dunia usaha termasuk yang paling dirugikan. Lantas, apakah perekonomian dapat tumbuh dengan kondisi kekurangan listrik? Selengkapnya simak video berikut.(ASW/AND)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.