Sukses

Cuaca Buruk Jadi Alasan Lambannya Distribusi Bantuan

Sepekan sudah bencana gempa dan tsunami menerjang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Meskipun presiden, dan Wakil Presiden sudah mendatangi lokasi bencana, namun distribusi bantuan untuk para korban sangat lamban.

Liputan6.com, Padang: Sepekan sudah bencana gempa dan tsunami menerjang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Meskipun presiden, dan Wakil Presiden sudah mendatangi lokasi bencana, namun distribusi bantuan untuk para korban sangat lamban.  Faktor cuaca, pun menjadi alasan.

Animasi buatan pakar tsunami dari Institut Teknologi Bandung doktor Hamzah Latief menggambarkan gelombang tsunami yang, menghantam sebagian Kepulauan Mentawai pada Senin lalu. Gelombang setinggi 15 meter itu menerjang daratan, hanya dalam, hitungan sepuluh menit pascagempa 7,2 skala Richter di kedalaman 10 kilometer.Dampak bencana tsunami itu pun sungguh mengerikan. Belasan desa di Kecamatan Pagai Utara, Pagai Selatan, dan Sipora musnah.

Sebagian besar rumah penduduk hanya tinggal lantai dasarnya yang berbekas., Sekitar empat ratus lebih warga tewas, ratusan lainnya masih dicari. Sementara ratusan korban mengalami luka berat dan ringan. Lebih dari empat ribu orang mengungsi di rumah ibadah, sekolah, atau bangunan lain yang selamat dari gelombang tsunami, Ahad (31/10).

Dua hari pascagempa, Wakil Presiden Boediono mendatangi kroban. Sehari kemudian, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tengah mengikuti KTT ASEAN di Vietnam mampir ke lokasi bencana. Para korban sejenak bisa menumpahkan kepedihan di depan Presiden SBY dan ibu negara. 

Namun, sepeninggal presiden dan wakil presiden, para korban menghadapi ancaman besar karena bantuan yang mereka butuhkan sangat lamban. Cuaca buruk dan gelombang tinggi menghambat distribusi bantuan melalui jalur laut. Akibatnya, bantuan menumpuk di Padang, Sumatera Barat.

Bantuan bisa cepat datang hanya melalui jalur udara. Bantuan kepada lokasi yang sulit dijangkau disalurkan dengan menggunakan helikopter atau pesawat kecil dengan menjatuhkannya. Itupun terbilang kecil jumlahnya. Inilah yang disayangkan sejumlah pihak. Padahal bantuan bisa disalurkan lebih cepat andai saja manajemen penanggulangan bencana terlaksana dengan baik.

Kini, sepekan sudah para korban gempa dan tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumbar, menanti dalam cemas di pengungsian. Kasus tsunami Mentawai memberi pelajaran pentingnya manajemen penanggulangan bencana di negara kepulauan tentang ancaman gempa, tsunami dan letusan gunung. (MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini