Sukses

Semburan Lumpur di SDN Ketapang Jadi Dua Titik

Semburan lumpur di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Ketapang, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Senin, (26/4) bertambah menjadi dua titik.

Liputan6, Sidoarjo: Semburan lumpur di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Ketapang, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Senin, (26/4) bertambah menjadi dua titik. Wakil kepala Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Achmad Kusairi, mengatakan semburan sebelumnya menempel tepat di samping tembok, tapi semburan kali ini muncul agak jauh sekitar satu meter dari semburan awal.

"Material yang dikeluarkan juga sama dengan semburan pertama yakni berupa air dan juga material lumpur serta gas," katanya. Ia menjelaskan intensitas semburan yang kedua itu lebih besar dibandingkan dengan semburan yang menempel di tembok sekolah.

Akibatnya, guru, wali murid, dan siswa setempat semakin resah sekolahnya dikepung semburan baru yang mudah terbakar. BPLS akan segera melakukan pemasangan separator terhadap semburan terbaru di belakang SDN Ketapang itu. Peralatannya sudah disiapkan, tapi tinggal pemasangannya.

Sementara itu, Ketua Komisi D Dewan Sidoarjo Mahmud, dalam sidak di SDN Ketapang menyatakan sekolah harus segera direlokasi karena sudah tidak layak untuk dijadikan tempat kegiatan belajar mengajar. "Kondisinya tidak aman, karena itu harus segera dipikirkan untuk tempat gantinya," katanya.

Anggota Pansus Lumpur Sidoarjo itu berencana memanggil BPLS untuk mengetahui kondisi sebenarnya yang menyelimuti wilayah Ketapang. "Kami juga akan mengusulkan ke Bupati, SDN Ketapang itu harus segera direlokasi," katanya. Ia menjelaskan Pansus Lumpur baru-baru ini juga meminta kepada dewan pengarah BPLS di Jakarta untuk memasukkan wilayah Ketapang, Tanggulangin ke dalam wilayah terdampak seperti dalam Perpres Nomor 40 Tahun 2009.(Ant/AYB)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.