Liputan6.com, Mataram: Dua warga Mataram, Nusa Tenggara Barat, dilaporkan tewas usai gempa berkekuatan 6,7 skala Richter (SR) yang terjadi di 28 kilometer Barat Laut Raba, Kota Bima, NTB, Senin (9/11), sekitar pukul 03:41 WITA. Hal itu diungkapkan Masita, warga Raba Ngodu, Kecamatan Rasanae Timur, Kota Bima, dan Herdin, warga Monggonao, Kecamatan Rasanae Barat.
Menurut Masito, kedua korban tewas akibat tertimpa bangunan yang roboh. Kabar itu diperkuat Herdin yang menyatakan, adanya korban diumumkan melaluipengeras suara masjid dan radio Bima FM. Selain itu, katanya, banyak warga yang luka dan rumahnya juga rusak.
"Kemungkinan jumlah warga yang meninggal dunia akibat gempa ini bisa bertambah," kata Herdin seperti dikutip dari ANTARA. "Namun, sebagian warga masih bertahan di rumahnya."
Menurut data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Selaparang, Mataram, lokasi gempa di 8,24 Lintang Selatan-118,65 Bujur Timur, di kedalaman 25 kilometer di bawah permukaan laut [baca: Gempa 6,7 SR Guncang NTB]. Meski sudah diumumkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami, ternyata banyak pula warga Desa Kolo yang mengungsi ke perbukitan karena khawatir terjadi gelombang pasang.(BJK/SHA)
Menurut Masito, kedua korban tewas akibat tertimpa bangunan yang roboh. Kabar itu diperkuat Herdin yang menyatakan, adanya korban diumumkan melaluipengeras suara masjid dan radio Bima FM. Selain itu, katanya, banyak warga yang luka dan rumahnya juga rusak.
"Kemungkinan jumlah warga yang meninggal dunia akibat gempa ini bisa bertambah," kata Herdin seperti dikutip dari ANTARA. "Namun, sebagian warga masih bertahan di rumahnya."
Menurut data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Selaparang, Mataram, lokasi gempa di 8,24 Lintang Selatan-118,65 Bujur Timur, di kedalaman 25 kilometer di bawah permukaan laut [baca: Gempa 6,7 SR Guncang NTB]. Meski sudah diumumkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami, ternyata banyak pula warga Desa Kolo yang mengungsi ke perbukitan karena khawatir terjadi gelombang pasang.(BJK/SHA)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.