Sukses

Kebakaran Hutan di Lereng Gunung Lawu Meluas

Berdasarkan pantauan, luas area yang terbakar sudah bertambah dari malam sebelumnya, yang ditaksir mencapai seluas 200 hektare. "Diperkirakan luas area hutan pinus di kawasan hutan lindung dan hutan produksi yang terbakar telah mencapai 600 hektare," kata Wakil Administratur KPH Lawu Ds Mamun Mulyadi.

Liputan6.com, Ngawi: Kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu, tepatnya di Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Manyul, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawu Utara, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu dan sekitarnya (Ds) sejak Sabtu kemarin terus meluas. Wakil Administratur KPH Lawu Ds Mamun Mulyadi di Ngawi, Jawa Timur, seperti yang dilansir ANTARA mengatakan, hingga Ahad (27/9) siang, mengatakan bahwa berdasarkan pantauan luas area yang terbakar sudah bertambah dari malam sebelumnya, yang ditaksir mencapai seluas 200 hektare. "Diperkirakan luas area hutan pinus di kawasan hutan lindung dan hutan produksi yang terbakar telah mencapai 600 hektare. Api meluas hingga mencapai puncak Lawu," kata Mamun.

Perluasan areal hutan yang terbakar tersebut bisa ditilik dari penambahan jumlah titik api. Semula, titik api terlihat pada petak 39, kemudian merambat hingga ke petak 38 dan 40. Dilaporkan api cepat melalap pohon pinus berumur dua tahun dan semak ilalang di sekitar hutan. "Angin yang bertiup kencang membuat api cepat menjalar dan membakar tegakan hutan di petak lain," papar Mamun. Untunglah area hutan yang terbakar masih berjarak sekitar tiga kilometer dari perkampungan warga, yakni di Dusun Manyul, Desa Ngrayudan, Kecamatan Jogorogo, Ngawi.

Hingga kini upaya pemadaman api masih terus dilakukan oleh petugas yang dibantu dengan warga desa sekitar. Sedikitnya 600 warga dikerahkan untuk membantu memadamkan api, bersama personel Kepolisian Wilayah Madiun, Kepolisian Resor Ngawi, dan TNI. Medan yang berbukit-bukit tampaknya menyulitkan petugas dan warga untuk memadamkan api.

Menurut Mamun, upaya pemadaman api dilakukan dengan metoda tradisional yakni "gepyok", pemadaman dengan menggunakan sarana dahan pohon yang dipukul-pukulkan. Walau begitu, petugas dan warga juga berusaha membuat sekat untuk mencegah api menjalar ke petak hutan lain. Sayang, angin yang bertiup kencang dan cuaca yang sangat panans membuat si jago merah sulit diatasi. Hingga berita ini ditulis, KPH Lawu Ds belum bisa mengetahui secara pasti asal sumber api.

Musibah serupa pun terjadi pada saat yang sama. Ratusan hektare areal hutan pinus milik Perusahaan Umum Kehutanan Negara Indonesia (Perhutani) di Ponorogo, Jawa Timur, dilaporkan terbakar [baca: Hutan Perhutani di Ponorogo Terbakar, Warga Mengungsi]. Namun lantaran takut api merembet ke pemukiman penduduk, puluhan warga di sekitar areal hutan memilih mengungsi ke lereng gunung.(EPN)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini