Sukses

Berkat Cinta Bradley pada Jalak Bali

Setelah pindah ke Singapura pada 1997, Bradley kemudian mendirikan Begawan Foundation pada 1999 dan menjual bisnis propertinya pada 2004. Semua karena kecintaannya pada kemolekan jalak Bali. "Rencana kami adalah membiakkan jalak Bali dan nanti anakannya akan dilepasliarkan," kata Bradley.

Liputan6.com, Denpasar: Jalak Bali merupakan burung kicau berukuran sedang yang merupakan satu-satunya spesies endemik Pulau Dewata. Pada 1970 burung bernama Latin leucopsar rothschildi ini masuk dalam daftar burung yang terancam punah.

Karena penampilannya yang indah  burung pesolek yang bisa mencapai usia 30 tahun ini diminati oleh banyak kolektor di mancanegara. Penangkapan burung liar pun marak sejak awal 1900-an.

Bradley dan Debbie Gardner, suami istri kelahiran inggris, yang kemudian jatuh cinta kepada pesona Bali. Dari sekadar tempat berlibur, Bradley dan Debbie kemudian membangun Begawan Giri Estate  dengan modal delapa hektare tanah di Payangan, utara Ubud.

Setelah pindah ke Singapura pada 1997, Bradley kemudian mendirikan Begawan Foundation pada 1999 dan menjual bisnis propertinya pada 2004. Semua karena kecintaannya pada kemolekan jalak Bali. "Rencana kami adalah membiakkan jalak Bali dan nanti anakannya akan dilepasliarkan," ujarnya.

Begawan Foundation memulai program konservasinya dengan dua induk yang dibeli dari Inggris. Selama 12 tahun, indukan ini sudah menghasilkan 65 anakan yang dilepas di Nusa Penida. Sejak 2006, sudah ada empat generasi tercipta dari pelepasliaran tersebut.  "Saya tidak bilang pengembangbiakannya sulit. Kesulitan utama dengan jalak Bali adalah mendidik penduduk lokal untuk menyadarkan mereka agar membiarkan burung-burung ini di alam liar, bukan dalam kandang," kata Bardley.

Untuk mencegah penangkapan dan penjualan jalak Bali, Begawan Foundation memiliki program pendidikan bagi anak-anak dan masyarakat sekitar Nusa Penida yang sebagian besar menggantungkan penghasilan pada rumput laut. Pemerintah setempat pun diajak bekerjasama dalam menyusun sebuah peraturan yang mengikat.

Pada Agustus lalu, Begawan Foundation menerima 20 ekor jalak Bali dari berbagai kebun binatang di Eropa dan tiga dari taman burung di Singapura. Setelah melalui karantina di Bali Bird Park, burung-burung ini akan ditempatkan pada kandang sosialisasi  di Green School, Ubud, untuk mencari pasangan lalu kemudian dipindahkan ke kandang khusus untuk berkembang biak.

Tak kurang dari 100 ribu dolar AS dianggarkan Begawan Foundation untuk jalak Bali tiap tahun. Bantuan juga didapat dari beragam organisasi konservasi seperti Jurong Bird Park, singapura, dan European Zoo Association. Ke depan, Bradley berencana untuk membuat program serupa untuk burung rangkong, merak Jawa, dan Nuri. (YUS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini