Sukses

Mendiknas Dukung Siami

Menteri Pendidikan Nasional M. Nuh menghargai kejujuran Siami, orangtua Alif, siswa SDN Gadel Sari II Surabaya, Jatim. Siami dihujat wali murid lain karena melaporkan praktik menyontek massal.

Liputan6.com, Sleman: Pemerintah akhirnya bereaksi soal kasus Siami, warga yang diusir lantaran melaporkan kasus menyontek massal di SD Gadel Sari II Surabaya, Jawa Timur. Menteri Pendidikan M. Nuh mendukung dan menghargai kejujuran Siami.

Di sela kunjungan kerja di Sleman, Yogyakarta, baru-baru ini, M. Nuh mengaku prihatin atas kondisi yang dialami Siami. Dia dihujat dan diusir warga dan wali murid lantaran melaporkan kasus menyontek massal saat ujian nasional SD, Mei silam.

Kendati dihujat wali murid lain, Siami tetap datang ke sekolah. Dia berniat minta maaf. Namun, upaya Siami tak juga meluluhkan hati para orangtua murid. Dia justru kembali di cemooh dan dihujat.

Di mata wali murid, laporan Siami ke dinas pendidikan tidak pada tempatnya. Apalagi, Siami tidak terlebih dulu membicarakan hal tersebut ke wali murid yang lain. Untuk menghindari hal yang tak diinginkan, Siami terpaksa dikawal saat meninggalkan sekolah.

Saat ini Siami dan keluarga tak lagi tinggal di rumahnya. Tersiar kabar, mereka pulang ke Solo, Jawa Tengah, kampung suaminya, untuk menenangkan diri.

Seperti diberitakan, dugaan menyontek massal di SDN Gadel Sari II Surabaya mencuat setelah Siami, orangtua Alif, melapor ke dinas pendidikan setempat. Anaknya, Alif, disuruh memberikan sontekan kepada teman-temannya saat ujian nasional.

Laporan itu kemudian ditindaklanjuti dengan penyelidikan oleh anggota DPRD setempat. Belakangan kepala sekolah diberhentikan dan dua guru diturunkan pangkatnya. Atas laporan itu pula, Siami kemudian dihujat wali murid lain.

Mereka yang protes beralasan Siami telah membuat citra sekolah menjadi buruk. Saat pertama kali mengetahui adanya dugaan sontek massal, seharusnya Siami membicarakannya dulu secara intern dengan pihak sekolah maupun orangtua murid. Bukan melapor ke dinas pendidikan.(ULF)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini