Sukses

NII Menyamakan Allah dengan Negara

Mantan Camat Negara Islam Indonesia (NII) KW 9 kawasan Bekasi Imam Shalahudin menyatakan NII telah menisbahkan (menyerupakan) Allah dengan negara.

Liputan6.com, Jakarta: Mantan Camat Negara Islam Indonesia (NII) Komandemen Wilayah 9 kawasan Bekasi Imam Shalahudin menyatakan NII telah menisbahkan (menyerupakan) Allah dengan negara. "Penyimpangan yang utama dalam sisi akidah, dia menisbahkan Allah dengan negara. Itu kan sesuatu yang terlarang. Sebab Allah yang gaib diwujudnyatakan dengan adanya negara," ujar Imam usai menghadiri acara diskusi bertema "Teror NII: Kriminalisasi Perjuangan Islam (Membongkar Skenario Jahat Dibalik NII)" di Wisma Antara, Jakarta, Selasa (10/5).

Imam juga menyatakan, persoalan lain yakni keimanan dan keislaman masalah syahadah. NII beranggapan dalam makna syahadat tak ada Muhammad utusan Allah selain pimpinan-pimpinan aparat yang menjabat di NII. "Tidak ada negara Allah, kecuali Negara Islam (NII)," tutur anggota NII yang mengaku bergabung sejak 1989.

Lalu dari segi syariah, lanjut Imam, masalah salat, zakat, puasa dan haji. Menurut dia sudah diartikan salah kaprah. "Ada salat ritual dan ada salat universal, utamanya masalah shaum (puasa) juga. Jadi ada istilah pagi jam 6 masih boleh saur dan jam 5 sore sudah boleh buka puasa."

Karena itu, Imam berharap MUI mengelurkan fatwa. Karena menurut Imam fatwa ini merupakan pintu bagi umat Islam untuk mendorong pemerintah menangkap tokoh-tokoh NII. "Paling tidak mempermasalahkan praktik Panji Gumilang ini," tegasnya.

Lebih jauh juga dijelaskan masalah utama orangtua korban. Ternyata setelah lulusan kelas 3 di Pondok Pesantren Al Zaytun, ada satu program yang bernama Irsyat Ar Murakas Al Mubarmas. Imam menjelaskan program ini satu kaderisasi di teritorial yang di bawah Al Zaytun yang telah didoktrinisasi. "Bahwa sama Panji Gumilang ini sudah dijadikan kader-kadernya untuk menjadi obor-obornya Al Zaytun. Agar orangtua paham, kalau memasuki anaknya ke Al Zaytun."(AIS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.