Sukses

Pentingnya Relevansi Pancasila

Di tengah situasi masyarakat yang kian mengglobal ini, revitalisasi Pancasila dinilai sebagai hal yang mendesak dilakukan.

Liputan6.com, Jakarta: Sebuah penelitian yang dilakukan Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (Lakip) menyebutkan sebanyak 25,8 persen siswa dan 21,1 persen guru di Jakarta, menyebut jika Pancasila sudah tidak lagi relevan. Di tengah situasi masyarakat yang kian mengglobal ini, revitalisasi Pancasila dinilai sebagai hal yang mendesak dilakukan.

Kekerasan yang mengatasnamakan agama kerap menjadi pemandangan di masyarakat saat ini. Sikap toleransi dan saling pengertian sepertinya menjadi hal yang berharga. Kerukunan antarwarga terkoyak.

Bahkan, para pelajar yang seharusnya tekun belajar sering kita dapati tawuran. Ironisnya, tawuran ini kerap dipicu masalah yang sepele. Sejumlah pejabat negara yang mestinya mengurus dan menjadi panutan rakyat di Negeri ini, justru asyik menilap uang rakyat.

Berulang kali terungkap adanya kelompok yang menamakan diri Negara Islam Indonesia (NII) KW 9 yang hendak memisahkan diri dari negara republik ini. Kenyataan seolah menjadi cermin betapa Pancasila tak lagi menjadi pegangan hidup anak bangsa.

Masalah ini dibahas dalam silaturahmi Pimpinan MPR ke kediaman mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, Senin (9/5) siang. Ini karena perlunya upaya untuk terus merevitalisasi kembali nilai-nilai Pancasila sebagai dasar dan falsafah hidup bernegara.

Kegiatan silaturahmi ini merupakan bagian dari persiapan peringatan Hari Lahir Pancasilan pada 1 Juni mendatang. Rencananya, pimpinan MPR akan mengundang seluruh mantan presiden dan presiden untuk berpidato mengenai pentingnya ideologi Pancasila bagi kehidupan bangsa dan negara. (APY/YUS)



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.