Sukses

Anggota Dewan Jadi Sorotan Negatif

Studi banding anggota DPR ke Australia merupakan pemborosan anggaran dan tak menghasilkan manfaat bagi konstituen.

Liputan6.com, Jakarta: Studi banding sejumlah anggota Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ke Australia baru-baru ini merupakan pemborosan anggaran dan tak menghasilkan manfaat bagi konstituen. Demikian pendapat masyarakat yang dirangkum tim Liputan 6 SCTV di Jakarta, Sabtu (7/5).

Ketidakseriusan anggota dewan yang berniat menggodok Rancangan Undang-undang tentang fakir miskin di Negara Kangguru itu di antaranya ditunjukkan dengan ketidakmampuan mereka menyebutkan alamat email institusinya. Situasi inilah yang belakangan marak di situs Youtube dan menjadi tontonan sekitar 200 ribu pengunjung.
 
Di sisi lain, kemiskinan di berbagai daerah masih menjadi pemandangan menyedihkan. “Miris ngeliatnya,  kayak pake uang sendiri aja. Padahal mereka dibiayai oleh rakyat,” kata seorang warga.

Bukan cuma studi banding, sidang paripurna anggota dewan juga senantiasa mengundang keperihatinan di mata masyarakat. Karena, setiap sidang ruangan tak pernah terlihat penuh. Banyak anggota DPR membolos.

Sebaliknya, ketika kursi-kursi penuh, mereka saling berebut interupsi dan kerap berakhir ricuh. Belum lama ini, salah seorang di antaranya sibuk berselancar di dunia maya seraya membuka konten porno.

“Lucunya kecerdasan anggota DPR justru sangat menonjol ketika berkaitan dengan urusan duit. Mulai dari akal-akalan ngotot bikin gedung baru DPR yang menelan Rp 1,1 triliun hingga studi banding ke sejumlah negara Eropa, Amerika, dan Cina,” kata warga.(SHA)



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini