Sukses

Tidak Ada Pemerkosaaan TKI Oleh Menteri Malaysia

Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TK) Moh Jumhur Hidayat menegaskan, kasus dugaan pemerkosaan terhadap Tenaga Kerja Indonesia Rubingah (48) oleh Menteri Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia Datuk Rais Yatim, tidak pernah ada.

Liputan6.com, Cianjur: Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TK) Moh Jumhur Hidayat menegaskan, kasus dugaan pemerkosaan terhadap Tenaga Kerja Indonesia Rubingah (48) oleh Menteri Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia Datuk Rais Yatim, tidak pernah ada. "Sudah ada keterangan langsung dari Ibu Rubingah dan juga pernyataan tertulis bahwa beliau tidak pernah mengalami pemerkosaan selama bekerja pada keluarga majikan Datuk Rais Yatim di Malaysia, termasuk perlakuan lain yang tidak pantas," kata Jumhur kepada wartawan Jumat (7/1) di Cianjur, Jawa Barat.

Penjelasan Jumhur ini didasarkan hasil pertemuan empat staf Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI--unit teknis di bawah BNP2TKI) Semarang dengan Rubingah maupun Sukirman selaku suami Rubingah di tempat tinggalnya, Kamis (6/1) dan Jumat (7/1) ini.  BNP2TKI telah menugaskan Kepala BP3TKI Semarang AB Rochman, untuk menelusuri kebenaran isu dugaan perkosaan tersebut langsung kepada pihak keluarga Rubingah.

Rubingah bekerja di Malaysia sejak 1999 sampai 2007 di rumah pasangan Datuk Rais Yatim dan Datin Masnah, kemudian kembali ke daerah asalnya pada 2007 di Dukuh Kramenan Rt 2 Rw 3, Desa Pagelak, Kecamatan Madukara, Banjarnegara, Jawa Tengah. Setelah bekerja di Malaysia Rubingah berpindah sebagai TKI PLRT (Penata Laksana Rumah Tangga) di Brunei Darussalam serta Singapura.

Rubingah memiliki dua anak yaitu Monika Umami (26) dan Agustina Umami (21). Anak terakhirnya kini bekerja sebagai TKI di Taiwan. Sedangkan suami Rubingah membuka usaha bengkel reparasi elektronik. "Saya juga sudah melaporkan penjelasan Ibu Rubingah ini kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar," ujar Jumhur. Jumhur selanjutnya meminta pihak mana pun agar berhati-hati dalam mengangkat kasus dugaan pemerkosaan terhadap TKI oleh Menteri Malaysia itu.

Dalam pernyataan tertulisnya kepada petugas BP3TKI, Jawa Tengah, Rubingah menjelaskan, tidak pernah terjadi upaya pelecehan seksual oleh majikannya selama ia bekerja di Malaysia. "Saya bekerja selama delapan tahun di rumah Datuk. Selama itu baik-baik saja, tidak pernah ada permasalahan, apalagi terkait perlakuan kasar serta tidak senonoh terhadap saya," tulis Rubingah.

Diakui, selain dirinya masih ada tiga TKI lain yang bekerja di rumah Datuk Rais Yatim di Negeri Sembilan Malaysia asal Lampung, Madura, dan Semarang (Jawa Tengah). "Kami juga semuanya bekerja baik-baik dan istri Datuk sangat baik pada kami. Tetapi Datuk Rais Yatim hanya sebulan sekali pulang. Kami ketemu Datuk pun hanya saat membuka pintu saja," kata Rubingah seperti yang dikutip Petugas BP3TKI Jawa Tengah.

Rubingah sendiri mengaku tidak mengerti dengan munculnya berita di media massa Malaysia, yang menyebut-nyebut pernah diperkosa oleh Datuk Rais Yatim pada 2007. Sementara Datuk Rais Yatim sebagaimana dikutip kantor berita Malaysia, Bernama (5/1), membantah telah melakukan perkosaan kepada Rubingah. "Saya menolak dugaan-dugaan itu, baik soal pemerkosaan terhadap seseorang empat tahun lalu atau dugaan lain, yang beredar di internet ataupun kelompok politik tertentu," tegas Rais Yatim di Kuala Lumpur, Rabu (5/1).

Kabar yang beredar di blog-blog internet Malaysia menyebut, dugaan itu muncul dalam kawat diplomatik yang dirilis situs pembocor WikiLeaks. Dua blog yang membahasnya adalah bigdogdotcom.wordpress.com dan rockybru.com.my. Dalam kedua blog tersebut dituliskan, Rais Yatim diduga memperkosa TKI dan kasusnya ditutup. (BNP2TKI/ARI)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.