Sukses

SBY: Ciptakan Lapangan Kerja Kurangi TKI Informal

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta kepada kepala daerah untuk terus mendorong pembukaan lapangan kerja di daerah.

Liputan6.com, Surabaya: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta kepada kepala daerah untuk terus mendorong pembukaan lapangan kerja di daerah. Pembukaan lapangan kerja ini bisa mengurangi jumlah tenaga kerja Indonesia bekerja di luar negeri, khususnya di sektor informal.

"Mari kita ciptakan lapangan pekejaan di dalam negeri, sehingga kalau ingin bekerja di luar negeri ada ruangnya," kata Presiden saat memberikan sambutan dalam peluncuran kredit usaha rakyat (KUR) bagi TKI di Surabaya, Jatim, Rabu (15/12).

SBY mengatakan, meski demikian pemerintah tak bisa  melarang warganya untuk memilih jenis pekerjaan dan lokasi tempat mereka bekerja. "Kalau tidak ingin banyak saudara kita kerja di luar negeri buatlah lapangan kerja di daerahnya sendiri. Kalau ada yang memilih kerja di Malaysia, Emirat Arab, itu hak mereka memilih profesi, yang penting lindungi berikan fasilitas, bela haknya, kalau ada masalah kita selesaikan," ujar Presiden.

Presiden menjelaskan setidaknya ada 4 juta warga Indonesia yang bekerja di luar negeri, ada 0,1 persen di antaranya mengalami masalah. "Meski 0,1 persen, jangan dianggap remeh. Tangani dengan baik. Duta besar dan Konjen tanggung jawab peduli TKI yang ada di negaranya  masing-masing. Saya tidak suka dubes yang banyak tidak tahu," katanya.

Sementara itu, untuk peningkatan kualitas di dalam negeri, Presiden memerintahkan semua wali kota dan bupati untuk mencek dan mengunjungi Pelaksana Penempatan TenagaB Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) atau dahulu yang disebut PJTKI.

Kepala Negara menjelaskan, para kepala daerah harus memastikan standar pelatihan PPTKIS sesuai dengan ketentuan yang ada.

"Kalau perusahaan yang kinerjanya profesional maka makin kecil masalah yang akan muncul. Saya bilang bikin yang belum bagus menjadi bagus, mereka bukan mengirim barang tapi manusia yang punya hati, tidak boleh ada kelalaian," tegasnya. (Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini