Sukses

Orangutan dengan Transmiter Dilepasliarkan

Delapan orangutan Sumatera (Pongo abelii) yang telah dipasangi pemancar (transmitter) dilepasliarkan di sekitar Taman Nasional Bukit Tigapuluh.

Liputan6.com, Jambi: Delapan orangutan Sumatera (Pongo abelii) yang telah dipasangi pemancar (transmitter) dilepasliarkan di sekitar Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Transmiter memudahkan kegiatan pemantauan orangutan yang telah dilepasliarkan dan menjadi tolok ukur keberhasilan program konservasi hewan yang terancam punah itu.

"Masa pelepasliaran disesuaikan dengan masa musim buah di hutan yang berlangsung Oktober hingga akhir Maret. Dari delapan ekor orangutan, dua di antaranya yakni Abel dan Sakdiyah telah dilepasliarkan pada akhir Oktober," kata Manajer Stasiun Reintroduksi Orangutan Sumatera Frankfurt Zoological Society (FZS) Julius Paolo Siregar di Jambi, baru-baru ini.

Rencananya, kata Julius, pada Desember nanti akan dilepasliarkan dua ekor orangutan lagi. Sedangkan empat lainnya akan dilepasliarkan pada musim buah tahun depan.

Sakdiyah, orangutan betina berumur tujuh tahun, dilepasliarkan di sekitar Stasiun Reintroduksi FZS yang berada di kawasan penyangga TNBT. Orangutan itu berasal dari Blangkejeren, Nanggroe Aceh Darussalamh dan sempat dipelihara waraga setempat sebelum disita petugas kehutanan.

"Mengingat Sakdiyah yang masih remaja maka daerah pelepasannya dipilih yang tidak terlalu jauh dari stasiun. Orangutan yang masih remaja memerlukan pengawasan yang permanen untuk mengetahui perkembangan kemampuan adaptasinya," ujar Julius.

Pelepasan Sakdiyah juga bertujuan untuk melatih para teknisi menggunakan langsung alat penerima deteksi pemancar (receiver). Pelatihan itu diberikan langsung oleh Direktur Program FZS Peter Pratje.

Mereka diharapkan mampu memahami cara menggunakan receiver, mencari orangutan yang dengan mendeteksi sinyal transmiter yang diperoleh receiver. selain itu, mereka juga memahami metode penelusuran untuk mengikuti orangutan yang telah dipasang transmiter.

Abel, orangutan jantan berusia 13 tahun, dilepasliarkan di daerah Sungai Manggatal bagian hilir yang sudah masuk dalam kawasan TNBT. Abel dimasukkan ke dalam kotak transport dan dipikul oleh beberapa orang. Rombongan itu harus berjalan kaki menuju lokasi pelepasan yang berjarak sekitar tujuh kilometer dari Stasiun Reintroduksi FZS.

Di sekitar areal pelepasan, teknisi FZS menemukan dua ekor orangutan Sumatera, lainnya yakni Rencong (jantan dan 13 tahun) dan Bolo (betina dan 10 tahun). Orangutan itu juga termasuk orangutan sitaan yang direhabilitasi dan kemudian dilepasliarkan.

Keberadaan mereka, ujar Julius, akan membantu proses adaptasi Abel untuk hidup di dalam hutan. Pemasangan transmiter pada orangutan Sumatera merupakan program pertama yang dilakukan di Indonesia. Transmiter yang berbentuk kepingan pipih ini ditanamkan di dalam tubuh orangutan di bagian tengkuk. (ANT/SHA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.