Sukses

Indonesia Belum Miliki Visi Soal TKI Skil

Indonesia belum memiliki visi yang jelas untuk penempatan TKI berorientasi skil ataupun mengembangkan TKI berkompetensi tinggi, agar dapat bersaing dengan tenaga kerja asing lainnya di luar negeri.

Liputan6.com, Yogyakarta: Kepada Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat, mengaku Indonesia belum memiliki visi yang jelas untuk penempatan TKI berorientasi skil ataupun mengembangkan TKI berkompetensi tinggi, agar dapat bersaing dengan tenaga kerja asing lainnya di luar negeri.

"Kita hanya berlomba-lomba menempatkan TKI Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT), yang tentu saja bangsa ini tidak bangga dengan terus bertambahnya keberadaan para TKI PLRT di luar negeri, sedangkan kiprah TKI formalnya belum kelihatan menonjol," jelas Jumhur di Yogyakarta, Selasa (19/10).

Jumhur berada di Yogya dalam rangka membuka Rapat Koordinasi Ketenagakerjaan yang diadakan BNP2TKI dengan sejumlah perwakilan RI di luar negeri, khususnya wilayah Asia Pasific dan Amerika di antaranya Kuala Lumpur, Sidney, New Zealand, Taipei, Hongkong, Korea Selatan, Songlah (Thailand), dan Filipina. Rakor yang akan berlangsung hingga Rabu (20/10), itu dihadiri Duta Besar RI di Malaysia, Dai Bachtiar.

Menurutnya, Indonesia harus secara perlahan mengurangi penempatan TKI PLRT dengan memperbanyak program TKI formal skil serta semi skil di luar negeri, agar berbagai peluang kerja sektor keahlian yang disediakan oleh banyak negara dapat diisi para TKI terlatih. Hal itu untuk membuat citra Indonesia lebih baik lagi di dunia internasioanal, selain meningkatkan posisi tawar bangsa di hadapan bangsa lain.

Jumhur mengatakan, proporsi jumlah TKI informal PLRT masih mendominasi negara tujuan penempatan yaitu Timur Tengah dan kawasan Asia Pasifik. "Dari keseluruhan TKI di luar negeri sekitar 6 juta, TKI PLRT berkisar 60 persen atau sebanyak 3,6 juta orang yang tersebar di negara-negara Timur Tengah serta beberapa negara Asia Pasifik seperti Malaysia, Singapura, Hongkong, Taiwan, dan Brunei," ungkapnya.

Ditambahkan, untuk penempatan TKI PLRT ke Malaysia memang masih menunggu pencabutan moratorium antara Indonesia dan Malaysia, sampai jaminan perlindungan dan kemartabatan TKI dapat dipenuhi pihak Malaysia. "Ini harus jadi momentum untuk membangun kualitas TKI PLRT yang berketerampilan dan menyiapkan peningkatan penempatan TKI formal di luar negeri," ujar Jumhur.

Terkait penempatan TKI formal untuk Asia Pasifik, Jumhur menyebut lebih 30.000 peluang kerja terbuka untuk TKI, baik bidang kesehatan atau keperawatan, pramusaji restuaran, konstruksi, perikanan, manufaktur, pengelasan, perkebunan, peternakan, perminyakan, serta jasa keuangan maupun IT (information technology).

"Peluang yang besar dan amat terbuka itu harus kita isi guna mewujudkan Indonesian Incorporated yang tenaga ahli atau pekerjanya berada di berbagai wiayah dunia, sekaligus diakui kemampuannya di tempat mana pun," pungkasnya.(AYB)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.