Sukses

Tantangan bagi Pariwisata Belitung

Pariwisata Belitung sudah punya modal yang kuat, yaitu keindahan alam, khususnya perairan dan pantai. Memiliki ratusan pulau besar dan kecil, Belitung jelas layak menjadi surga bagi para wisatawan.

Liputan6.com, Belitung: Pariwisata Belitung tengah menggeliat, itu tak bisa dibantah. Sejak awal, kabupaten yang berada di Pulau Belitung, Provinsi Bangka Belitung ini memang sudah punya modal yang kuat, yaitu keindahan alam, khususnya perairan dan pantai. Hampir seluruh pantai di Belitung memiliki kesamaan, yaitu berair tenang, berdasar dangkal, berpasir putih, air yang masih bening, dan tumpukan batu-batu granit di sekeliling pantai.

Memiliki 250 pulau besar dan kecil, Belitung jelas layak menjadi surga bagi para wisatawan. Lihat saja misalnya keindahan pantai di Tanjung Kelayang, Tanjung Pendam, Tanjung Tinggi, Tanjung Binga, Pantai Penyabung, Pulau Lengkuas, dan Pulau Kepayang. Panorama di semua tempat tersebut yang terlihat masih asri jelas tidak kalah dengan objek-objek wisata di daerah lain yang sudah lebih dulu menjadi destinasi wisatawan. Hebatnya pula, semua tempat-tempat itu saling berdekatan dan memiliki jarak tempuh yang cepat jika harus menyeberang ke pulau-pulau lain.

Tak cukup dengan itu, cerita tentang keindahan Belitung makin kuat seiring munculnya sebuah novel dan film berjudul Laskar Pelangi. Maka, syarat-syarat utama bagi Belitung untuk disukai para wisatawan sudah tersedia. Namun, untuk membangun sektor parwisata yang kuat tak cukup hanya dengan panorama laut yang indah dan pantai yang bersih. Banyak faktor pendukung yang harus disiapkan pemerintah setempat agar wisatawan betah berlama-lama di Belitung.

Pemkab Belitung memang sudah bergerak, di antaranya dengan memperbaiki sarana jalan. Hampir seluruh jalan di Belitung, baik itu jalan utama atau di pelosok, telah diaspal. Begitu juga dengan fasilitas hotel dan penginapan yang jumlahnya terus bertambah menyesuaikan diri dengan jumlah tamu yang makin meningkat. Di lain sisi, nilai-nilai tradisi serta sejarah tetap dipertahankan, seperti keberadaan dua museum dan tetap dijaganya kelestarian bangunan-bangunan lama, khususnya peninggalan zaman Belanda.

Di luar itu masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan Pemkab Belitung. Masalah paling mendesak misalnya soal akses para wisatawan terhadap sarana transportasi. Untuk akses menuju Belitung dari luar pulau mungkin tak ada masalah, karena ada penerbangan reguler serta kapal cepat yang melayani. Namun, untuk akses transportasi di Belitung sendiri, terasa masih sangat minim.

Benar bahwa tersedia sejumlah agen perjalanan yang menyediakan paket-paket wisata. Demikian pula dengan perusahaan penyewaan mobil. Namun, itu biasanya hanya digunakan oleh wisatawan yang datang berombongan. Sedangkan bagi wisatawan mandiri yang ingin menikmati keindahan Belitung tanpa harus mengikuti paket wisata, masalah ini jelas menjadi kendala. Karena itu, perlu adanya sarana transportasi umum yang bisa mendukung mobilitas wisatawan menyusuri sudut-sudut Belitung.

Masalah lainnya yang tak kalah penting adalah kurangnya sarana hiburan. Sebagus apa pun pantai di Belitung, tetap harus didukung dengan sarana penunjang lainnya. Di sejumlah pantai yang saya kunjungi, tak terlihat adanya arena bermain untuk anak-anak dan keluarga. Begitu juga dengan sarana olahraga seperti jetski, banana boat, ski air, atau kapal-kapal sewaan untuk menyambangi pulau-pulau kecil di sekeliling Belitung.

Hal lain adalah minimnya tempat berbelanja, khususnya untuk toko-toko cindera mata. Mungkin sudah ada beberapa, tapi akan lebih baik dibuatkan lokasi khusus yang bisa menjadi sentra penjualan cindera mata. Jika usaha kecil dan menengah digalakkan serta kemudian disediakan tempat memasarkan yang terpadu, ini akan berdampak pada meningkatnya perekonomian masyarakat. Ini yang harus lebih digarap oleh pemerintah daerah, menjadikan Belitung tak hanya sebagai surga wisata, namun juga surga belanja.

Digelarnya Sail Indonesia 2010 di Belitung jelas akan menjadi momentum sekaligus sarana untuk mengkaji kembali strategi yang akan dipakai untuk menggenjot pariwisata Belitung. Paling tidak, Pemkab Belitung punya waktu satu tahun ke depan untuk terus berbenah, sehingga saat digelarnya Sail Belitung 2011 tahun depan, pariwisata Belitung sudah siap menerima tamu-tamunya dari luar Pulau Belitung.(IAN)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini