Sukses

Perpaduan Islam-Tionghoa Musik Lampion

Jejak muslim Tionghoa antara lain bisa dilihat dari kehadiran grup nasyid Lampion. Sentuhan etnik Tionghoa selalu terlihat dalam penampilan mereka.

Liputan6.com, Jakarta: Jejak muslim Tionghoa di bumi nusantara mulai terasa saat Laksamana Cheng Ho menginjak negeri ini berabad silam. Meski jumlahnya tak banyak, muslim Tionghoa kini mulai berkembang menjadi bagian tak terpisahkan dari keberagaman budaya Indonesia. Salah satunya ditunjukkan oleh grup nasyid Lampion. Grup ini ternyata mampu memadukan budaya Islam dan Tionghoa di dalam lagu-lagunya.

Jika didengarkan, sekilas lagu-lagu mereka seperti lagu Mandarin pada umumnya. Tapi, jika Anda simak syair-syairnya ternyata bernuansa sangat islami. Itulah kekhasan grup nasyid asal Jakarta yang berdiri 1997 lalu ini. Terdiri dari Andrew Kelvin, Mustofa, Heri, dan Ade, mereka adalah anggota Remaja Masjid Lautze, Pasar Baru, Jakarta Pusat.

Nama Lampion sendiri adalah lampu penerangan khas negeri Tionghoa yang sengaja diambil agar grup ini dikenal di kalangan etnis Tionghoa. Dididik oleh tim nasyid Qatrunada, Lampion pun sukses melanglang buana. Pada 2005 silam grup ini menelurkan album perdana  bertajuk Baiknya Tuhan.

Berbeda dengan grup nasyid pada umumnya, sentuhan etnik Tionghoa selalu terlihat dalam penampilan mereka. Melalui lagu-lagu islami, Lampion pun terus berdakwah, terutama menghibur para mualaf Tionghoa. Seperti namanya, Lampion diharapkan bisa menerangi jalan manusia menuju kebesaran Tuhan.(ADO)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.