Sukses

YLKI: Pertamina Harus Transparan

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia belum bisa berbuat banyak menanggapi keluhan masyarakat soal keluhan fuel pum atau pompa bahan bakar.

Liputan6.com, Jakarta: Armada Taksi Blue Bird dan Gamya mengalami kerusakan pada fuel-pump atau pompa bahan bakar. Soal ini Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) belum bisa berbuat banyak menanggapi keluhan masyarakat. "Setidaknya ada empat pengaduan yang tertulis yang masuk YLKI dan sepuluh orang yang menelepon dengan kasus serupa," kata anggota Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi di Jakarta, Sabtu (24/7).

Terkait masalah ini YLKI lantas menuntut PT Pertamina agar transparan menjelaskan kualitas premium disertai uji laboratorium. Karena hasil uji yang dilakukan sebuah operator taksi di luar negeri memperlihatkan tingginya kandungan sulfur pada premium.

Selain itu, YLKI meminta Pertamina memverifikasi kepada produsen otomotif, mengenai tipe kendaraan yang bermasalah. Karena bahan bakar jenis premium tak lagi sesuai untuk tipe mesin kendaraan produksi 2007 ke atas.

Perihal kualitas premium, awal Juli silam warna premium yang digunakan armada Taksi Gamya relatif jernih. Namun, seminggu kemudian, sampel yang diambil tim teknis Gamya, warna premium mulai keruh. Dua minggu kemudian, warna premium semakin keruh dan saat dimasukkan dalam tangki kendaraan, berubah menghitam dan banyak endapan kotoran [baca: Giliran Armada Taksi Gamya Mogok].

Tak hanya Gamya, sekitar 1.200 Taksi Blue Bird, juga tidak bisa beroperasi hingga sekarang. Beberapa pengemudi kendaraan lain pun mengalami masalah yang sama. Keluhan berdatangan ke Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI. Diduga kerusakan terjadi akibat rendahnya kualitas premium.

Namun pihak Pertamina membantah. Pertamina menegaskan, premium telah memenuhi standar dan mutu bahan bakar minyak jenis bensin yang dipasarkan di dalam negeri. "Bahan bakar yang dijual Pertamina di Indonesia harus dan sudah memenuhi spesifikasi yang ditentukan Dirjen Migas," jelas Sekretaris Korporat PT Pertamina Toharso.(IDS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini