Sukses

Sensor KPI, Puncak Kekesalan atas Infotainment

Rencana KPI melakukan sensor terhadap infotainment merupakan klimaks atas kekisruhan yang dibuaat awak media tersebut. Bukan hanya artis yang terganggu, masyarakat pun mengecamnya.

Liputan6.com, Jakarta: Artis dan infotainment, dua hal yang tak bisa dipisahkan. Namun tak jarang, kerap sang artis berbenturan dengan pekerja infotainment.

Pada 2004, aksi pelawak Parto "Patrio" cukup membuat heboh. Sebuah tembakan ke atas langsung membuyarkan kerumunan pekerja infotainment.  Pelawak itu naik pitam saat ditanya soal istri keduanya. Sang pelawak pun dilaporkan ke polisi, meski akhirnya berujung damai.

Sarah Azhari juga pernah naik pitam saat pekerja infotainment meliputnya. Sebuah asbak dilemparnya hingga mengenai seorang pekerja infotainment. Di pengadilan, Sarah dinyatakan bersalah.

Yang cukup menghebohkan, kasus perseteruan Luna Maya dan infotainment. Lagi-lagi berawal dari kekesalan sang artis atas cara peliputan para pekerja infotainment. Luna yang sedang pergi menonton film dengan anak Ariel, kekasihnya, kesal saat sebuah kamera menyenggol kepala anak kecil yang dibawanya. Kekesalan ditumpahkan di akun Twitter-nya. .

Reaksi bermunculan. Awak infotainment memboikot Luna Maya dari seluruh program infotainment. Namun, pengelola infotainment pun tak sanggup menahan diri untuk tidak memberitakan Luna lagi. Terutama, sejak video Ariel-Luna dan Ariel-Cut Tari beredar.

Kasus video mesum itulah yang makin membuat banyak pihak gerah. Infotainment dinilai terlalu berlebihan, melanggar batas-batas kode etik jurnalistik. Berita infotainment pun dianggap nonfaktual.

Hal itulah yang menggulirkan gagasan, agar seluruh tayangan infotainment harus lolos sensor Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Rencananya, komisi itu menggandeng lembaga sensor film (LSF).

Pertanyaanya kini, sanggupkah LSF menyensor sedemikian banyaknya program infotainment yang tayang di hampir seluruh televisi? Tayangan yang mengudara nyaris tanpa henti?(MRQ/SHA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.