Sukses

Kampung "Kulit" Lumpia

Kampung kulit. Begitulah julukan yang diberikan untuk daerah di Kranggan Dalam, Semarang, Jatim. Sebab sebagian besar warga di kampung tersebut adalah pembuat kulit lumpia.

Liputan6.com, Semarang: Jalan Pandanaran adalah pusat belanja oleh-oleh di Semarang, Jawa Tengah. Di jalan itu berjejer para pedagang lumpia. Dan ternyata, kulit lumpia itu tidak dibuat sendiri, melainkan dibeli di kawasan Kranggan Dalam. Kampung "kulit" lumpia?

Hampir semua warga di kawasan Jalan Kranggan Dalam merupakan pembuat kulit lumpia. Karena itu, tempat itu dijuluki Kampung Kulit. Kult lumpia, maksudnya. Dan produksi kulit lumpia itu tersebar hampir ke seluruh pelosok Semarang, hingga Kudus, Grobogan, Kendal, dan Demak.

Cara membuat kulit lumpia terbilang sederhana. Tepung terigu dicampur dengan air dan garam, kemudian diaduk hingga kental. Selanjutnya, adonan itu dioleskan di atas wajan yang panas tanpa minyak. Kurang dari satu menit, lembaran tipis tersebut langsung diangkat. Jadilah kulit lumpia.

Setiap hari masin-masing keluarga mampu membuat 3000 lembar kulit lumpia. Harganya pun bervariasi, tergantung dari ukurannya. Mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 30 ribu per 100 lembar. Tergantung besar-kecilnya ukuran kulit lumpia.

Menurut seorang pembuat kulit lumpia, usaha itu kali pertama dilakukan Mbak Lien pada sekitar 1970-an. Kemudian usaha itu berkembang dan diikuti warga lain. Pesanan kulit lumpia akan meningkat hingga 100 persen pada masa libur sekolah atau Hari Raya Lebaran.(ASW/SHA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.