Sukses

Lestarikan Budaya Lewat Sarung Keris

Dengan menjadi pengrajin sarung keris, I Wayan Ritug merasa terus menghidupkan budaya para leluhur Bali. Profesi ini sudah ia tekuni sejak usia belasan tahun.

Liputan6.com, Gianyar: Berbagai cara dilakukan warga Bali untuk terus menghidupkan budaya para leluhurnya. Salah satunya nenjadi pengrajin sarung keris seperti yang dilakukan I Wayan Ritug. Di rumahnya yang sederhana di Banjar Jeleka, Batuan Sukowati, Gianyar, sudah ribuan keris yang dibuatkan sarungnya. Keris itu tidak hanya datang dari Pulau Bali, namun dari Pulau Jawa hingga Lombok.

Meski kini usianya sudah 68 tahun, semangat Wayan Ritug untuk terus menekuni profesi ini tetap kuat. Itu lantaran ia memang sudah mencintai budaya leluhur ini sejak kecil. "Supaya melestarikan (budaya), karena adat Bali itu dari keris," kata Wayan Ritug kepada SCTV, Sabtu (8/5).

Wayan Ritug mengaku belajar menjadi pembuat sarung keris sejak usia 15 tahun. Seiring waktu, setelah mampu membuat sendiri, akhirnya profesi ini menjadi mata pencaharian seumur hidupnya yang sekaligus menjadi penyalur hobi hingga sekarang.

Bahan kayu yang digunakan dalam membuat sarung dari berbagai jenis. Mulai dari lokal, seperti kayu pelet sampai kayu cendana sesuai dengan pesanan. Dalam sehari, ia bisa mengerjakan lebih dari 10 sarung keris pesanan dengan berbagai model dan bentuk.

Hingga kini, koleksi keris Wayan Ritug sudah mencapai 1.000 lebih yang di simpan di sejumlah tempat, termasuk di Museum Neka, Ubud, Gianyar.(BOG)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.