Sukses

Kemdiknas: UN Susulan untuk Sekolah Tak Jujur

Dalam UN kali ini, Kementerian Pendidikan Nasional mewajibkan sekolah yang kedapatan tidak jujur untuk mengadakan ujian pengganti. Hingga saat ini ada sekitar 800 laporan berisi kejanggalan dalam pelaksanaan UN.

Liputan6.com, Jakarta: Dalam ujian nasional (UN) kali ini, Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) mewajibkan sekolah yang kedapatan tidak jujur untuk mengadakan UN pengganti. Hingga saat ini ada sekitar 800 laporan berisi kejanggalan dalam pelaksanaan UN.

Lebih tepatnya, terdapat 800 laporan melalui pesan singkat (SMS), 35 telepon, dan satu buah faksimile yang berisi laporan UN. Dari keseluruhan tersebut, 45 persen mengenai kejanggalan, 23 persen mengenai dugaan kebocoran, enam persen manipulasi dan enam persen gangguan.

Kategori penyimpangan pada UN kali ini adalah kebocoran, kunci jawaban palsu, kesalahan pencetakan, dan distribusi soal. Termasuk gangguan eksternal berupa pelanggaran tata tertib, misalnya diizinkannya telepon selular atau ponsel berada di ruangan kelas. Namun, kunci jawaban yang beredar dipastikan tidak akan meningkatkan nilai siswa yang mengikuti UN. Hingga kini, sudah ada dua sekolah menengah atas di Medan yang akan mengadakan UN pengganti pada 5 April mendatang.

Menurut Kemdiknas, dari segi pengawasan, UN tahun ini jauh lebih baik dibanding dalam penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya. Namun, dipastikan, para pelaku yang mencoba mencurangi pelaksanaan UN akan dikenakan sanksi pidana.(PAG/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.