Sukses

Pelaksanaan UN Diwarnai Unjuk Rasa

Hari kedua UN di Kolaka, Sultra diwarnai unjuk rasa. Puluhan guru dan mantan kepala sekolah berdemo di depan sekolah saat UN berlangsung.

Liputan6.com, Kolaka: Hari kedua Ujian Nasional di Kolaka, Sulawesi Tenggara diwarnai unjuk rasa. Di tengah berlangsungnya UN, unjuk rasa puluhan guru dari berbagai sekolah menengah se-Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara digelar di depan sekolah.

Mereka memprotes kebijakan Dinas Pendidikan setempat karena adanya mutasi sejumlah kepala sekolah dan panitia pengawas yang dinilai tidak sesuai prosedur. Tak hanya di depan sekolah, para guru juga berdemo di Kantor Dinas Pendidikan setempat. Namun demikian, mereka tidak ditemui pejabat berwenang. Akibatnya, mereka mengancam akan kembali berdemo dengan massa yang lebih banyak.

Di Karesidenan Surakarta, Jawa Tengah, pengamanan pelaksanaan UN hari kedua diperketat. Inspeksi mendadak tim pemantau di sejumlah sekolah dilakukan untuk mengawasi distribusi soal dan mengindari kebocoran ujian. Selain menggunakan kunci berlapis di ruang penyimpanan, sejumlah sekolah juga memasang kamera closed circuit television (cctv) untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecurangan.

Sementara itu, tiga orang pelajar di Jambi harus diperiksa di Kepolisian Kota Besar Jambi karena sebelum ujian mata pelajaran Bahasa Inggris, ketiganya kedapatan membagi-bagikan lembar jawaban berupa huruf berurutan. Namun dari hasil pemeriksaan sementara, jawaban yang diberikan tidak sesuai dan diduga ada indikasi penyesatan.

Sedangkan di Mandailing Natal, Sumatera Utara, seorang siswa Sekolah Menengah Umum 8 Panyabungan terpaksa dirawat di rumah sakit akibat kaki kanannya patah setelah sepeda motor yang dikendarainya menabrak mobil. Peristiwa mengenaskan itu terjadi setelah korban mengikuti ujian nasional. Orang tua korban berharap putranya tetap mengikuti ujian di rumah sakit. Namun pihak sekolah masih melihat hasil diagnosa dokter akibat benturan keras di kepala korban.(BJK/AYB)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.