Sukses

Tradisi Perang Api Jelang Nyepi

Sebelum melaksanakan Tapa Brata Nyepi yang dimulai hari ini, umat Hindu di Mataram, NTB, petang kemarin, menggelar tradisi perang api. Tradisi yang hanya ada di Mataram ini merupakan simbol pemusnahan nafsu angkara murka sebelum Nyepi.

Liputan6.com, Mataram: Sebelum melaksanakan tapa brata nyepi yang dimulai Selasa (16/3), umat Hindu di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin (15/3) petang, menggelar tradisi Perang Api atau Ngoboh-oboh. Tradisi ini diikuti sejumlah pemuda dari dua banjar atau desa, yaitu Banjar Negara Saka dan Sweta di jalan raya perbatasan kedua banjar atau lazim disebut persimpangan Negara Saka.

Kedua kelompok pemuda saling berhadapan, berlari, serta memukulkan bara api yang terbuat dari daun kelapa kering atau disebut bokbok. Mereka yang terlibat juga saling melempar bara api.

Tradisi perang api sudah dilakukan umat Hindu dari kedua banjar sejak 1838. Saat itu muncul wabah penyakit hingga memakan banyak korban. Untuk menghilangkan bencana itu, para pendeta Hindu meminta umat menggelar ritual bakar yang merupakan wahyu dari Sang Maha Pencipta.

Menurut tokoh masyarakat Hindu Sang Nyoman Wisnem, perang api adalah simbol penyucian diri dari nafsu angkara murka sebelum melaksanakan tapa brata nyepi. Tradisi Perang Api hanya ditemui di persimpangan Negara Saka, Mataram. Tradisi ini menjadi daya tarik para wisatawan.(BOG)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.