Sukses

Seribu Jejak Soeharto di Masjid Nusantara

Liputan6.com, Jakarta: Pada masa pemerintahan Orde Baru, Presiden Soeharto mencanangkan program pembangunan 999 masjid di seluruh Indonesia melalui lembaga yang dipimpinnya, Yayasan Amalbakti Muslim Pancasila (YAMP). Program itu telah selesai pada September silam.

Program ini diawali dengan pembangunan Masjid Jami Al Kautsar di lingkungan Permumahan Depok II, Kecamatan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, pada 1983. Masjid dengan ukuran 529 meter persegi itu berdiri megah di atas tanah dua hektare. Dua tahun kemudian, tepatnya 30 Januari 1985, Soeharto meresmikan masjid Al Kautsar. Memang saat itu, kawasan Depok II dan sekitarnya belum memiliki masjid.

Setelah lengsernya Soeharto pada 1998, program pembangunan masjid ini sempat terhambat. Namun di tengah sakitnya, Soeharto masih mengamanatkan kepada YAMP untuk menyelesaikan pembangunan masjid ke-999. Maka pada 25 Juni 2007, ditetapkan lokasi pembangunan masjid terakhir yaitu di Kompleks Perumahan Griya Asri Taman Mini, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat. Masjid tersebut diberi nama Al Hasanah.

Sayang masjid ini baru rampung sekitar setahun setelah Soeharto meninggal. Masjid Al Hasanah pun diresmikan oleh putri sulung Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana atau Mbak Tutut dan Menteri Agama Kabinet Indonesia Bersatu jilid I Maftuh Basyuni. Peresmian dilangsungkan pada tanggal 9, bulan 9, 2009. Tanggal tersebut melambangkan angka 999 sesuai nama program ini.

Dengan diresmikannya Al Hasanah, YAMP dianugerahi penghargaan Museum Rekor Indonesia sebagai program pembangunan masjid terbanyak di seluruh Indonesia.

Selain program 999 masjid, Soeharto juga adalah tokoh yang menyelesaikan proyek Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Masjid negara yang menjadi masjid terbesar di Indonesia, bahkan se-Asia Tenggara ini digagas oleh Presiden Soekarno pada 1961. Baru pada 1978, di era Presiden Soeharto, masjid ini selesai.

Luas bangunan masjid mencapai empat hektare dan luas tanah mencapai 10 hektare. Kemegahan bangunan eksterior dan interior tak diragukan lagi. Mulai dari lantai dan dinding marmer kualitas utama, pelapis tiang masjid dengan baja putih berkualitas dari Jerman, hingga ukiran kaligrafi pada bagian kubah.

Tak heran Istiqlal pernah dinobatkan sebagai masjid termegah dan termewah pada dekade 1980-an. Selain menjadi tempat beribadah, Istiqlal juga menjadi pusat kegiatan umat muslim mulai dari pengajian, pendidikan anak, hingga perkantoran lembaga umat muslim seperti badan zakat dan Majelis Ulama Indonesia.(ZAQ)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini