Sukses

Yuk, Ngintip Museum Kita

Slogan Visit Indonesia Year atau Tahun Kunjungan Indonesia tentu kita sering mendengarnya beberapa tahun terakhir. Tahun ini, Depbudpar mencanangkan slogan baru yakni Tahun Kunjungan Museum Indonesia yang tujuannya mengajak kita mengingat sejarah dan budaya Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta: Jika sebelumnya Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mencanangkan slogan Visit Indonesia Year atau Tahun Kunjungan Indonesia, pada tahun ini, ada slogan baru yang kembali dikeluarkan yakni Tahun Kunjungan Museum Indonesia. Tujuannya adalah mengajak wisatawan khususnya masyarakat agar mengingat sejarah dan budaya Indonesia.

Museum Fatahilah, Jakarta, misalnya. Untuk memasuki museum sejarah Jakarta pengunjung tidak perlu membayar mahal. Untuk satu orang dewasa dikenakan biaya Rp 2.000, untuk anak-anak Rp 1.500, dan untuk pelajar hanya Rp 600 per orang. Dari pantauan SCTV, Ahad (10/1), di sana kita dapat melihat barang-barang peninggalan Pemerintah Belanda mulai dari zaman gedung tersebut didirikan yaitu pada 1707. Mulai dari furnitur dari kayu jati, baik itu kursi, tempat tidur, hingga tempat tidur bayi.

Lanjut kemudian di dinding lantai dua, pengunjung bisa melihat lukisan "Tiga Keputusan Bijak". Menurut Kepala Museum Rafael Nadapdap lukisan tersebut bisa memberikan inspirasi. "Lukisan tiga keputusan bijak bisa menjadi inspirasi Anda saat mengambil keputusan," kata dia.

Tak hanya peninggalan sejarah. Bila ingin menikmati nuansa zaman dulu, pengunjung bisa menyewa sepeda onthel dan topi. Hanya untuk menyewa keduanya pengunjung perlu mengeluarkan kocek sebesar Rp 20 ribu per jam dan berkeliling melihat Kota Tua di sekitar Taman Fatahilah, Jakarta.

Tidak jauh dari Museum Sejarah Jakarta, terdapat museum lain yakni Museum Seni Rupa dan Keramik. Di sana kita dapat melihat langsung koleksi lukisan dari zaman Raden Saleh, Mooi Indie, Persagi, hingga akademisi. Di sana terdapat hasil guratan tangan Raden Saleh berupa potret Bupati Cianjur. Selain itu, kendi susu, kendi air peninggalan Kerajaan Majapahit yang terkenal hingga negara tetangga, juga terdapat di Museum Seni Rupa dan Keramik.

Perjalanan dapat dilanjutkan ke Museum Nasional yang dulu dikenal dengan Museum Gajah. Museum yang terletak di Jakarta Pusat dan bersebelahan dengan Monumen Nasional (Monas) memiliki 142 ribu koleksi benda-benda peninggalan sejarah baik dalam negeri maupun luar negeri.

Pengunjung bisa melihat Patung Aria Bhairawa Budha, peninggalan abad 14 Masehi, patung setinggi empat meter lebih perwujudan Raja Aditiawarman dari abad 13. Tak hanya itu, wisatawan dapat menyaksikan peninggalan abad 10 M berupa perhiasan emas yang dibuat dengan cantik seperti Mangkuk Ramayana. Barang peninggalan tersebut menunjukkan kemajuan seni di Indonesia sudah sangat tinggi pada zamannya.

Kemudian di daerah Tanahabang, Jakpus terdapat Museum Tekstil. Isinya, seluruh tekstil hasil budaya suku bangsa yang ada di Indonesia ada di dalamnya. Kain Batik Pagi Sore, misalnya. Batik dua sisi tersebut bisa dipakai untuk kegiatan formil tapi juga bisa dipakai untuk santai. Belum lagi Batik Prada dengan guratan emas murni yang sangat memukau mata pengunjung.(BJK/AYB)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.