Sukses

Pemprov DKI: Kericuhan Bukan Karena Lemahnya Pengamanan

Pemprov DKI Jakarta membantah lemahnya pengamanan menjadi penyebab kericuhan dalam "open house" dan pembagian fitrah di Kantor Gubernur DKI Jakarta. Dalam peristiwa itu sejumlah anak dan ibu-ibu pingsan serta terluka.

Liputan6.com, Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membantah lemahnya pengamanan menjadi penyebab kericuhan dalam open house dan pembagian fitrah di Kantor Gubernur DKI Jakarta, Senin (21/9). "Karena ketidaksabaran masyarakat, itu yang kita lihat. Banyak sekali yang sudah tua yang memang sudah lemah, anak-anak kecil," ujar Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Muhayat.

Kericuhan terjadi sesaat setelah acara open house Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dengan warga Jakarta berakhir pagi tadi. Massa yang belum kebagian paket bahan pokok dan uang Rp 40 ribu dari Pemprov DKI Jakarta berebut masuk halaman Gedung Balaikota. Kericuhan tak bisa dielakkan karena jumlah aparat keamanan tidak sebanding dengan massa [baca: Pembagian Zakat ala Foke Ricuh].

Sementara di Surabaya, Jawa Timur, dua orang pingsan dalam pembagian zakat yang dibagikan pengusaha tekstil. Begitupun di Makassar, Sulawesi Selatan. Aksi pembagian uang oleh seorang pengusaha yang berawal tertib, pada akhirnya berujung saling desak antarwarga.

Cara macam ini sebenarnya tidak disetujui Badan Amil Zakat Nasional. Memberi sumbangan seperti anjuran BAZN adalah menyalurkannya lewat badan yang dibentuk pemerintah secara resmi. Selain terjamin tepat sasaran, juga sekaligus memberdayakan masyarakat. "Dalam syariat Islam, zakat harus melalui amil zakat, yang amanah, terpercaya. Biarlah lembaga itu yang menyusun program pendayagunaan yang lebih baik," urai Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional, Didin Hafidhuddin.(YNI/LUC)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.