Sukses

Psikolog Atasi Trauma Anak-Anak Beji

Pascapenyergapan komplotan teroris Noordin M. Top di Dusun Beji, Desa Kedu, Temanggung, Jateng, membuat trauma tersendiri bagi para murid sekolah dasar. Psikolog setempat pun terjun ke lapangan untuk memulihkan semangat anak-anak Dusun Beji.

Liputan6.com, Temanggung: Pascapenyergapan komplotan teroris Noordin M. Top di Dusun Beji, Desa Kedu, Temanggung, Jawa Tengah, Jumat dua pekan silam, membuat trauma tersendiri bagi para murid sekolah dasar. Lantaran itulah, Selasa (18/8) pagi, tim Woman and Child Crisis Centre (WCCC) Temanggung menerjunkan psikolog. Mereka hendak memberikan pendampingan psikologis guna menghindari trauma berkepanjangan bagi anak-anak dan warga Dusun Beji.

Insiden penyergapan oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Polri terhadap pelaku teroris di rumah milik Muh Zahri atau Muhzahri membuat trauma serta ketakutan mendalam bagi anak-anak di dusun tersebut. Kebanyakan dari mereka yang baru duduk di bangku sekolah dasar itu trauma serta takut melihat maupun mendengar suara rentetan peluru dan bom yang meledak di lokasi kejadian [baca: Penyergapan Teroris, Tetangga Muhzahri Trauma].

Saat penyergapan tersebut berlangsung, proses belajar-mengajar terpaksa diliburkan pihak sekolah selama satu hari. Sebab, lokasi penyergapan dengan sekolah tersebut hanya berjarak sekitar tujuh puluh meter. Ini jelas sangat membahayakan para murid. Tak hanya murid-murid sekolah yang mendapatkan bimbingan psikologi, warga yang pada saat penyergapan terjebak juga datang untuk mendapatkan pendampingan. Terutama, agar tidak lagi merasa ketakutan.

Dewi Putranto, psikolog anak dari Klinik Mitra Keluarga menuturkan, insiden penyergapan teroris yang terjadi di Dusun Beji tersebut membuat trauma bagi anak-anak. Pihaknya akan terus berupaya mengembalikan cara berpikir anak-anak untuk tidak mengingat insiden tersebut.

Diharapkan, anak-anak sekolah kembali normal. Warga juga sedikit demi sedikit mencoba melupakan kejadian drama penyergapan yang menggemparkan itu. Mski terkadang mereka takut melihat orang asing datang.(ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini